Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Honorarium di Media Daring Mencapai Rp 750 Ribu per Tulisan

17 Juni 2018   15:30 Diperbarui: 20 Juni 2018   20:26 5383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi koran/shutterstock/vox.com

Selain itu, di majalah bulanan lain, Reader's Digest Indonesia, saya dapat Rp 700 ribu, termasuk foto.

Terus terang, waktu itu media-media cetak Jakarta memberi honorarium lumayan besar. Paling rendah Rp 250 ribu. Andai saja kita mampu menulis dua artikel di koran dalam sebulan, tentu penghasilan sebagai penulis lepas jauh melebihi UMR.

Sekarang saya sih masih menulis di media cetak. Terutama dalam jurnal atau publikasi milik pemerintah tentang arkeologi dan museum. Publikasi mereka terbit setahun dua kali.

Tulisan saya di Koran Tempo diunggah pula ke media daring (Dokpri)
Tulisan saya di Koran Tempo diunggah pula ke media daring (Dokpri)
Media daring

Sebenarnya ada beberapa media daring yang memberikan honorarium untuk penulis luar. Jelas, karena media-media besar memperoleh suntikan dana dari pemodal. Cuma memang mereka agak selektif dibandingkan media cetak. Mungkin karena penghasilan dari iklan masih minim dibandingkan di media cetak.

Saya pernah dapat Rp 150 hingga Rp 750 ribu per tulisan. Kebetulan waktu itu diminta. Yah lumayan, untuk makan baso.

Kalau saja media daring mampu memperoleh iklan dalam jumlah besar untuk menutupi ongkos produksi, termasuk di Kompasiana, saya yakin masyarakat bisa memperoleh penghidupan dari hasil menulis. Dan itu membantu lapangan kerja baru nonformal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun