Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Berkat Asian Games 1962, Kita Punya Senayan, TVRI, HI, dan Patung Selamat Datang

7 Mei 2018   18:55 Diperbarui: 8 Mei 2018   21:52 4336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster dan motto Asian Games 1962 (Dokpri)

Setelah beberapa kali berusaha untuk menjadi tuan rumah perhelatan olahraga multi cabang terbesar di Asia, Asian Games, akhirnya Indonesia terpilih menjadi tuan rumah. Asian Games IV diselenggarakan di Jakarta pada 24 Agustus hingga 4 September 1962 dengan motto Ever Onward atau Maju Terus. Presiden Sukarno membuka dengan resmi Asia Games IV di Stadion Utama Senayan.

Asian Games IV diikuti oleh 17 negara, mempertandingkan 15 cabang olahraga dengan 1.460 atlet. Banyak sumber menyebutkan Asian Games IV diikuti 15 atau 16 negara. Namun menurut tesis Amin Rahayu (2012), Asian Games IV diikuti 17 negara. Berdasarkan urutan medali yang diperoleh, negara-negara yang berpartisipasi dalam Asian Games IV terdiri atas Jepang, Indonesia, Filipina, India, Pakistan, Korea (Utara), Malaysia, Thailand, Burma, Singapura, Srilanka, Hongkong, Afganistan, Vietnam, Kamboja, Borneo Utara, dan Sarawak.

Pameran foto di aula Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dokpri)
Pameran foto di aula Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dokpri)
Peringkat kedua
Dalam Asian Games itu kontingen Indonesia menduduki peringkat kedua di bawah Jepang. Medali yang diperoleh berjumlah 51, terdiri atas 11 medali emas, 12 medali perak, dan 28 medali perunggu. Lumbung emas kontingen Indonesia berasal dari cabang bulu tangkis.

Lima medali emas dihasilkan olahraga itu. Sisanya dari atletik (2 emas), loncat indah putri (1 emas), dan balap sepeda (3 emas). Kalau dihitung dari jumlah medali emas yang dibagikan sebanyak 120, Indonesia memperoleh 9,1%.

Memang ketika itu beberapa kontingen tidak ikut karena masalah politik, misalnya Tiongkok, Taiwan, dan Korea Selatan. Banyak negara Arab pun tidak berpartisipasi. Betapa pun, prestasi kontingen Indonesia patut dibanggakan. Semoga pada Asian Games XVIII 2018 mendatang, prestasi tinggi pun akan ditorehkan atlet-atlet Indonesia.

Bulutangkis, lumbung emas Indonesia (Dokpri)
Bulutangkis, lumbung emas Indonesia (Dokpri)
Pameran foto
Kilas balik Asian Games IV bisa disaksikan di Gedung A, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hingga 9 Mei. Pameran ini diselenggarakan oleh Direktorat Sejarah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Banyak dokumen foto dan arsip tersaji dalam pameran ini. Kebetulan, pameran hampir berbarengan dengan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei. Maka tema yang dipilih adalah "Sejarah Olahraga dan Penguatan Pendidikan Karakter Memperingati 56 Tahun Asian Games"

Pameran dibuka pada Jumat, 4 Mei 2018 oleh Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid. Ketua INASGOC Erick Thohir, sangat mengapresiasi pameran tersebut. Bahkan akan menampilkan pameran itu di pentas Asian Games. INASGOC merupakan panitia pelaksana Asia Games 2018.

Ketua INASGOC Erick Thohir melihat pameran (Dok. Direktorat Sejarah)
Ketua INASGOC Erick Thohir melihat pameran (Dok. Direktorat Sejarah)
Dalam pameran kita bisa melihat-lihat pembangunan Stadion Utama Senayan dan berbagai fasilitasnya. Kita bisa menyaksikan defile setiap kontingen di acara pembukaan. Kita bisa mengapresiasi perjuangan setiap atlet. Banyak hal bisa disaksikan di pameran ini.

Dulu, penyelenggaraan Asian Games berdampak banyak pada pembangunan. Berkat Asian Games kita memiliki Stadion Utama Senayan, Stasiun TVRI, Hotel Indonesia, Patung Selamat Datang, Jembatan Semanggi, dan masih banyak lagi. Kini, 56 tahun kemudian bertambah fasilitas kereta ringan, kereta bawah tanah, dan sebagainya.

Mengingat banyaknya negara peserta, sekitar 45 negara, kita harapkan prestasi Indonesia tidak anjlok. Banyak negara Asia memang sudah maju. Jangankan di tingkat Asia Tenggara (SEA Games), di tingkat Olimpiade pun mereka sudah unggul dari kita. Sebagai tuan rumah, bisakah Indonesia minimal menduduki peringkat 2? Dengan segala perjuangan dan dukungan supporter, semoga tahun ini bisa.

Ayo berjuang, garuda di dadaku.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun