Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membersihkan Puncak Candi Menuntut Kehati-hatian dan Keberanian

4 November 2017   13:17 Diperbarui: 5 November 2017   13:06 1683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membersihan Candi Prambanan (Foto: liputan6.com)

Pembersihan Candi Brahu masih dengan cara tradisional. Mereka menggunakan tangan kosong untuk mencabut rumput. Rumput yang lembut dibersihkan dengan sapu lidi. Lumut yang menempel dibersihkan dengan sikat ijuk. Pokoknya serba manual.

Agar bisa naik, mereka menggunakan tangga. Untuk membantu keselamatan, di sekeliling tangga dipasang tali.  Pemeliharaan candi sering kali dilakukan ketika kondisi bangunan kering. Kalau basah, tentu saja licin sehingga membahayakan nyawa atau keselamatan tenaga pembersih.

Candi yang bersih memang bisa memperpanjang usia. Juga enak dipandang mata. Kita harapkan candi, sebagai bukti keterampilan nenek moyang kita ratusan tahun lalu, mampu bertahan selama mungkin.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun