Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ilmu Grafologi Bermanfaat untuk Mengenali Sifat dan Karakter Melalui Tulisan

24 Mei 2017   19:08 Diperbarui: 27 Mei 2017   05:44 2789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada berbagai cara untuk mengetahui sifat dan karakter seseorang. Dari kebudayaan Timur, terutama Tiongkok, dikenal mian xiang (membaca tubuh dan wajah, di Barat disebut fisiognomi), shou xiang (membaca tangan dan garis tangan, di Barat disebut palmistri), dan Bazi (Metode Delapan Karakter). Dari kebudayaan Barat, selain eneagram (Teori Sembilan Watak) berkembang pula grafologi. Kata yang terakhir itu, yakni grafologi, berasal dari bahasa Yunani graphein = tulisan dan logos = ilmu. Dalam bahasa Inggris grafologi sering disebut handwriting analysis.

Sebenarnya, grafologi bukanlah ilmu pengetahuan baru. Menurut berbagai literatur, orang-orang Tiongkok kuno sudah menganalisis karakteristik kaligrafi mereka sejak ribuan tahun yang lalu. Begitu pula Kaisar Romawi, Nero. Saking percayanya pada grafologi, dia pernah mengatakan bahwa dia tidak akan mengangkat seorang menteri  yang tulisannya menunjukkan karakter penipu.

Kaisar lain, Agustinus, juga pernah dianalisis tulisan tangannya. Pada awal abad ke-2 sejarawan Romawi, Suetonius Tranquillus, mengatakan tulisan tangan sang kaisar tidak terpisah dengan cukup baik. Ciri demikian menunjukkan dia adalah orang yang kejam. Jauh sebelumnya, raja-raja Mesir purba konon banyak memanfaatkan grafologi untuk mengangkat para pejabat kerajaan.

Jelas, selama berabad-abad model tulisan tangan diyakini mampu mencerminkan kepribadian seseorang. Orang pertama yang menganggap tulisan tangan bukan lagi sebagai karya seni tetapi karya ilmiah adalah Camillo Baldi, seorang profesor dari Italia, pada abad ke-17. Sejak itu penelitian ekstensif, terutama oleh pakar grafologi Prancis dan Jerman, memungkinkan mereka memformulasikan prinsip-prinsip analisis tulisan tangan seperti yang digunakan dewasa ini.

Menurut penelitian ilmiah, tulisan muncul dari akar bawah sadar manusia. Dengan demikian setiap goresan dan tarikan yang ditorehkan pada kertas dapat menunjukkan karakter dan menggambarkan kepribadian si penulis. Para dokter dan psikolog juga menyadari bahwa dorongan yang membuat seseorang menulis datang langsung dari otak. Dalam menulis, dorongan-dorongan itu menimbulkan suatu seri gerakan yang halus dan kompleks. Gerakan kecil inilah yang mencatat pengaruh-pengaruh dari pikiran di alam bawah sadar (Penggunaan Grafologi untukKepentingan Bisnis, 1995; Brain Writing, 2005, Grafologi, 2006).

Beberapa contoh pembacaan (Misteri Tubuh Anda, Penerbit Arcan, 1995)
Beberapa contoh pembacaan (Misteri Tubuh Anda, Penerbit Arcan, 1995)
Ahli psikologi seperti Sigmund Freud dan Carl G. Jung merupakan orang-orang pertama yang memanfaatkan tulisan tangan sebagai alat bantu untuk memelajari karakter dan kepribadian setiap individu. Karena itu sejak lama banyak perguruan tinggi di sejumlah negara, termasuk Indonesia, memasukkan grafologi dalam mata kuliah psikologi dan kriminologi.

Selain dunia pendidikan dan medis, grafologi juga dianggap penting di dunia bisnis. Grafologi, umpamanya, sering digunakan untuk menyeleksi sekaligus menilai para pelamar kerja atau pegawai yang ada. Jangan heran kalau Anda membaca iklan-iklan lowongan kerja pada media cetak, syarat utama yang harus dipenuhi adalah “surat lamaran kerja harus ditulis tangan”. Jadi, meskipun kelihatan tidak rapi, bagian personalia atau HRD justru akan banyak memperoleh informasi kepribadian dari sana.

Unik

Seperti halnya garis tangan, tulisan tangan seseorang bersifat unik. Artinya, tidak ada dua tulisan tangan yang sama, meskipun dia bersaudara kembar identik. Mirip, mungkin iya. Maka dari itu tulisan tangan dipandang memberikan indikasi yang amat jelas mengenai karakter seseorang.

Meskipun begitu, satu-satunya hal yang tidak dapat dilihat dengan pasti dari tulisan tangan adalah masalah usia dan jenis kelamin si penulis. Soalnya adalah ada orang yang sudah mantap pada usia 20-an dan ada yang penampilannya masih berjiwa muda pada usia 50-an. Ada pula yang berciri feminin dan maskulin sekaligus pada susunan psikologis dan biologis mereka.

Sesungguhnya, tulisan tangan merupakan produk otak. Karena itu di mata pakar grafologi, istilah tulisan tangan dianggap kurang cocok. Yang benar adalah tulisan otak (brain writing). Memang, yang memegang alat tulis umumnya adalah tangan. Namun otaklah yang berperan menuntun tindakan tangan dan bertanggung jawab terhadap pembentukan hurufnya. Terbukti, banyak orang cacad tangan, mampu menulis dengan kaki. Sementara orang cacad tangan dan kaki, mampu menulis dengan mulut.

(Bersambung)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun