Mohon tunggu...
Djohan Suryana
Djohan Suryana Mohon Tunggu... Lainnya - Hobby : menulis , membaca, wisata, nonton film, sudoku

Pensiunan bankir, anggota Paguyuban FEUI 1959

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dilema PDI-Perjuangan: Buah Simalakama

23 September 2022   09:19 Diperbarui: 23 September 2022   09:33 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejak awal, Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P) secara langsung sudah mencanangkan bahwa Puan Maharani, puteri mahkota PDI-P, akan dan harus dicalonkan untuk menjadi presiden periode 2024-2029. Apalagi Megawati sudah pesan wanti-wanti, segala sesuatunya harus lewat tangan beliau. Secara tegas keputusan tersebut sudah ditetapkan olehnya. Beliau adalah segala-segalanya bagi PDI-P. Dan PDI-P tanpa Megawati bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Tanpa figur Megawati, tidak mungkin PDI-P menjadi partai politik (parpol) terbesar di Indonesia. Pokoknya, Puan Maharani harus menjadi presiden 2024-2029......Pokoknya ......

Sayang sekali, di lapangan luas persada politik, suara itu tidak bergema. Yang bergema justru Ganjar Pranowo, seorang kader PDI-P yang masih menjabat sebagai gubernur Jawa Tengah. Bahkan, tingkat elektabilitasnya mencapai yang tertinggi di antara para bakal calon presiden (capres) yang sudah mulai ramai dilantunkan  walaupun masih ada yang masih "malu-malu kucing". Popularitas Ganjar tidak diakui oleh PDI-P, bahkan dianggap sebagai "pembelot", padahal Ganjar tidak pernah terdengar ingin mencalonkan diri menjadi presiden. Namanya muncul begitu saja seperti jatuh dari langit ...... mungkin agak mirip dengan popularitas Jokowi pada tahun 2014.

Agar supaya Puan Maharani lebih "bercahaya"di kalangan politisi dan masyarakat luas, lalu Puan Maharani melakukan safari politik kepada  Surya Paloh, ketua Partai Nasdem. Padahal Nasdem sudah mencanangkan tiga nama sebagai capres 2024, yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto , tidak termasuk Puan Maharani. Kunjungan tersebut disambut dengan foto bersama sambil tertawa ceria ..... karena "dalam lautan bisa diduga, tapi hati politisi entah dimana...."

Kunjungan kepada Partai Gerindra lebih dramatis lagi. Puan diajak naik kuda oleh Prabowo sebagai sambutan yang istimewa dan khusus untuk menghormatinya. Untungnya, Puan juga tampaknya sudah siap mental, dan dengan sigap ia mampu naik kuda yang disediakan baginya. Masalahnya adalah siapa yang naik kuda dan siapa yang menjadi kudanya.....karena Gerindra sudah menetapkan Prabowo sebagai capres 2024 sehingga tidak mungkin akan menjadi cawapres lagi. Bagi Prabowa pemilu 2024 menjadi : "To Be or Not To Be", karena sudah empat kali mencalonkan diri selalu gagal.....

Sementara itu, hasil survei Charta Politica Indonesia pada 6-13 September 2022 menunjukkan, elektabilitas Partai Gerindra mencapai- 14, 8 persen. Tingkat keterpilihan Gerindra ini meningkat jika dibandingkan hasil survei pada akhir Mei lalu sebesar 13,8 persen. Sedangkan dari hasil survei didapati pula tren elektabilitas PDI-P yang justru mengalami penurunan. Akhir Mei lalu elektabilitas PDI-P masih menyentuh 24,1 persen, sedangkan September ini menjadi 21,4 persen (Kompas, 23 September 2022, hlm2)

Dengan demikian jelaslah bahwa PDI-P sedang berada di tepi jurang. Jika ingin melanjutkan tekadnya untuk memaksakan diri mencalonkan Puan Maharani menjadi capres 2024, maka diperkirakan suara  yang akan diperolehnya tidak lagi menjadi yang terbanyak sehingga untuk menjadi partai politik yang terbesar tinggal menjadi mimpi buruk. Sedangkan jika PDI-P bersedia "mengalah" untuk menjadikan Puan Maharani sebagai calon wakil presiden (cawapres), belum diketahui partai politik mana yang mau menerimanya. Sebab Puan Maharani tidak tertangkap di layar elektabilitas  apapun, walaupun ia adalah Ketua DPR serta mantan menteri urusan wanita .....

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun