Mohon tunggu...
Djohan Suryana
Djohan Suryana Mohon Tunggu... Administrasi - Pensiunan pegawai swasta

Hobby : membaca, menulis, nonton bioskop dan DVD, mengisi TTS dan Sudoku. Anggota Paguyuban FEUI Angkatan 1959

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo: Peluang Presiden 2024-2029?

23 Oktober 2019   13:50 Diperbarui: 7 November 2019   04:26 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tanpa disangka oleh siapapun, ternyata Prabowo Subianto berhasil "menyelinap" masuk ke dalam lingkaran Jokowi . Ia akan diangkat menjadi menteri pertahanan dalam kabinet Jokowi yang baru. Tentu saja hal ini sangat diluar  dugaan mengingat persaingan sengit pada waktu pemilihan presiden  (pilpres) 2019 yang baru lalu yang dimenangkan oleh Jokowi dengan perolehan suara 55,5 %  berbanding dengan  Prabowo yang memperoleh 45,5 % suara. Untuk kedua kalinya  Prabowo gagal meraih ambisinya untuk menjadi presiden Republik Indonesia. Pada pilpres 2014 ia memperoleh suara 46,85 % dibandingkan dengan Jokowi yang memperoleh 53,15 % suara. Kedua-duanya dikalahkan oleh orang yang sama : Jokowi. 

Padahal ambisi Prabowo adalah menjadi orang nomor satu di Indonesia. Namun, tampaknya tiada pohon, akarpun jadi. Walaupun menjadi menteri pertahanan pun tidak apa-apa, yang penting mempunyai jabatan sebagai batu loncatan untuk meraih target yang diidam-idamkannya nanti. Jadi ia mesti bersabar selama 5 tahun kedepan dengan menundukkan kepala kepada Jokowi yang secara fungsional merupakan atasannya. Prabowo yang mempunyai harga diri sangat tinggi terpaksa harus merendahkannya. Apakah ia mampu menahan diri, hanya waktu yang bisa menentukannya.

Dengan berhasilnya Prabowo menjadi menteri, maka peluang Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang digadang-gadang menjadi calon presiden (capres) 2024 tampaknya akan meredup. Sebelumnya ada isu AHY akan "magang" dahulu dalam kabinet Jokowi periode 2019-2024 sebagai batu loncatan untuk pilpres 2024. Ternyata AHY tidak terpilih menjadi menteri, malahan Prabowo yang "nyelonong" dan sekaligus menutup peluang AHY.

Dengan terpilihnya Prabowo menjadi menteri pertahanan, maka isu negatif mengenai Prabowo sebelumnya turut pula menjadi gugur. Tuduhan Prabowo sebagai pelanggar HAM berat hingga saat ini tidak terbukti karana tidak ada pengadilan yang berani mengadilinya. Walaupun konon ia pernah dipecat oleh TNI-AD tetapi tampaknya hingga saat ini tidak memengaruhi aktivitas politiknya, karena dengan resmi mencalonkan diri sebagai capres tanpa ada pihak yang menggugat atau merintanginya, berarti memang Prabowo adalah warga negara yang bersih dan layak untuk menjadi presiden.

Mungkin ada pihak yang melihat taktik Jokowi merangkul Prabowo sebagai "benteng" dalam menghadapi radikalisme yang akhir-akhir ini tampak menguat serta berupaya keras untuk mengganggu stabilitas nasional dan, bahkan, ingin menjatuhkan pemerintah. Dengan adanya Prabowo sebagai "tameng" yang perkasa diharapkan dapat menangkalnya sehingga Jokowi dapat bekerja dengan tenang, sehingga program kerjanya selama lima tahun ke depan dapat tercapai. Paling tidak, sebelum ia meninggalkan kursi presiden ia telah melakukan sesuatu yang berarti dan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Ia akan dikenang sebagai presiden yang berasal dari rakyat jelata dengan sikapnya yang merakyat tetapi berhasil membangun Indonesia yang adil dan makmur sesuai dengan cita-cita Bung Karno yang menjadi idolanya. Apakah hal ini akan dapat diraihnya, juga hanya waktulah yang menentukan.

Disisi yang lain, Prabowo pun mungkin akan menunjukkan kualitasnya sebagai seorang jenderal yang mampu memimpin kementerian pertahanan sehingga rakyat akan menerimanya sebagai prajurit yang hebat yang ikut berperan menjaga kesatuan dan persatuan Republik Indonesia. Disamping itu, ia juga harus menunjukkan prestasinya setinggi mungkin sehingga citranya menjadi sangat positif, sehingga dukungan kepadanya dalam pilpres 2024 ikut melesat, sehingga suara yang diraihnya mencapai diatas 50 %. Rakyat akan menghormatinya apabila ia mampu membuktikan kinerjanya, terlepas dari isu negatifnya yang selama ini masih melekat pada dirinya, terlepas dari kabar angin yang bersiut bahwa ia menggunakan Jokowi sebagai "kuda tunggangan" untuk menuju  kursi presiden 2024 nanti. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun