Mohon tunggu...
Djohan Suryana
Djohan Suryana Mohon Tunggu... Administrasi - Pensiunan pegawai swasta

Hobby : membaca, menulis, nonton bioskop dan DVD, mengisi TTS dan Sudoku. Anggota Paguyuban FEUI Angkatan 1959

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sopir Taksi yang Tangguh

20 September 2018   16:53 Diperbarui: 20 September 2018   17:11 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap kali saya naik taksi Bluebird selalu ada saja kisah yang patut diungkapkan. Suka atau tidak suka. Tapi saya suka melakukannya karena sangat menarik tentang bagaimana sebenarnya kehidupan seorang sopir taksi di Jakarta yang penuh dengan onak dan duri. Tentang bagaimana mereka bisa bertahan hidup sebagai "survivor of the last fittest". Beginilah kisahnya.

Pada tanggal 19 September 2018, isteri saya minta untuk menemaninya ke Maybank di Plaza Pondok Indah dan kemudian ke Grand Indonesia. Sudah dapat dipastikan saya tidak bisa dan tidak mungkin menolaknya dengan alasan apapun. Demikianlah kami memesan taksi Bluebird melalui call centernya. Berangkatlah kami pada pukul 1o.00 dengan sebuah Bluebird dari pool Cijantung.

Ternyata kami adalah penumpang pertama dari taksinya alias "penglaris". Walaupun ia baru keluar dari pool sekitar pukul 9.00 dan telah hampir satu jam berputar-putar namun belum ada penumpang yang menegurnya. Barulah ketika melewati Jalan TB Simatupang ada panggilan dari saya melalui call center. Dengan bergurau saya memberikan komentar: " Benar kata orang, rezeki tak perlu dikejar-kejar, tetapi kalau Tuhan mau memberi, kita akan mendapatkannya tanpa diminta...." Sopir taksi yang bernama Julius Siahaan ini tersenyum.

Setelah tiba di Plaza Pondok Indah dan istrri saya masuk ke kantor bank, saya harus ikut di dalam taksi tersebut karena kalau saya  masuk mengantar isteri, maka nanti disangka kami akan kabur tanpa bayar ongkos taksi. Kami pun mengitari kompleks bisnis tersebut sambil mencari tempat parkir. Akhirnya kami dapat tempat persis disamping kantor bank tersebut setelah satpamnya memberikan ruang untuk kami parkir. Saya terpaksa harus menemani sang sopir, sambil menunggu isteri saya menyelesaikan urusannya. Disinilah kami berbincang-bincang selama lebih daripada 20 menit.

Ia baru bergabung dengan Bluebird sekitar 3 tahun yang lalu. Sebelumnya ia mulai bekerja sebagai sopir sebuah kantor konsultan multi nasional yang berkantor di Rasuna Said. Kantor konsultan itu bernama PT Kvaerner Indonesia. Konon kantor pusatnya ada di India. Katanya Kvaerner ini memberikan jasa konsultasi dalam bidang minyak dan gas bumi, properti, perkebunan, pembangunan jalan raya, pertambangan dan lain-lain. 

Tenaga ahlinya berasal dari manca negara antara lain dari Inggris, Amerika, Perancis dan India sendiri. Sedangkan untuk staf operasionalnya direkrut dari orang Indonesia. Karyawannya sekitar 300 orang.  Julius bekerja disini sejak tahun 1995 sampai dengan 2002. 

Kantor ini akhirnya tidak bisa bertahan, pada tahun 2002 seluruh karyawan diberhentikan dengan memperoleh pesangon sesuai dengan peraturan Menteri Tenaga Kerja., tidak ditinggalkan begitu saja. Julius pun paserah. Ia lalu menjadi sopir pribadi ekspatriat, namun tidak berlangsung lama. Pernah pula ia mencoba berdagang nasi uduk bersama isterinyta. 

Namun hanya bisa bertahan selama dua bulan karena lokasinya kurang bagus.Ia pun terus berupaya menjadi sopir pribadi beberapa pengusaha, tetapi tampaknya tidak ada yang cocok. Sampai akhirnya ia memutuskan untuk bergabung dengan Bluebird. 

Saat ini puterinya yang berusia 17 tahun, Irene,  sedang PKL (praktek kerja lapangan) dan akan mengikuti ujian akhir  SMK jurusan kimia yang dipilihnya. Selama belajar di SMK tersebut, ia memperoleh beasiswa dari Bluebird karena prestasinya yang bagus yaitu selalu berada dalam ranking 2. Dan secara kebetulan saya memiliki informasi dari seorang teman tentang adanya program bea siswa dari BCA yang sangat menarik bagi para lulusan SMA atau SMK semua jurusan dalam rangka program Corporate Social Responsibility (CSR). 

Apabila lulus dan memperoleh gelar S 1 akan langsung direkrut sebagai karyawan BCA, tetapi kalau tidak mau juga tidak apa-apa, tidak ada ikatan apapun, kata informasi tersebut. Siapa tahu Tuhan akan memberi jalan bagi Julius dan puterinya sehingga berhasil membina masa depannya, walaupun ayahnya hanya seorang sopir taksi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun