Mohon tunggu...
Djohan Suryana
Djohan Suryana Mohon Tunggu... Administrasi - Pensiunan pegawai swasta

Hobby : membaca, menulis, nonton bioskop dan DVD, mengisi TTS dan Sudoku. Anggota Paguyuban FEUI Angkatan 1959

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebuah Puisi untuk Pdt Mary Hartanti

12 Juli 2018   07:21 Diperbarui: 4 September 2018   09:28 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setelah puluhan tahun menatap langit

sang rembulan hanya tersenyum

sambil tangannya melambai, mengajak

kemarilah anakku, kemarilah 

mimpimu ada disini

Sejenak langkahnya tertegun

sebab jalannya penuh duri

berbagai nestapa dan cobaan menghampiri

menggodanya tanpa kenal lelah

di tengah cucuran airmata

Dimulai dari surakarta, panggilan itu

datang menjenguk, mengetuk pintu hati

bangkitlah, hai, anakku

pergilah ke ladang yang liar disana

dari ujung ke ujung seribu pulau

Kemanalah lagi harus dicurahkan

kasih yang bertaburan sepanjang jalan

bagaikan permata yang berkilauan

di tanganmu tak terperi, dan  kasih itu

telah tertanam dalam lubuk hati setiap insan

Saat ini sang rembulan tertawa riang

sebab telah terpenuhi sebagian janjinya

untuk memberikan pelukan mesra 

setelah cahayanya  berpendar

dari menara kasih yang cemerlang

Karena itulah persemaian kasihmu

mewakili Sang Pencipta yang selalu melekat

dalam hatimu, dalam kalbu

yang menyebar ke seluruh nusantara

berkibar sepanjang masa

M2Square Jakarta, 11 Juli 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun