Sidang Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan dimulai hari ini tangggal 26 Februari 2018 di Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Keputusan hakim akan menentukan nasib Ahok. Namun sebelum hal itu terjadi, protes terhadap PK tersebut sudah ramai di media sosial. Sebuah poster "Aksi 262 Dukung Majelis Hakim Tolak PK Ahok" yang mengatasnamakan dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama dan Persaudaraan Alumni 212 tersebar di media sosial dan grup-grup WA (tempo.co 25/2/2018).
Demonstrasi besar-besaran konon akan dilakukan untuk mendukung dan "menekan" penolakan PK tersebut. Demontrasi yang telah dilakukan menjelang Pilkada DKI yang lalu akan diulang kembali. Demonstrasi yang bukan saja mampu menjatuhkan Ahok dari jabatannya, tetapi juga menyebabkan ia masuk penjara. Rupanya sukses tersebut akan diulang kembali.Tuntutannya sekarang adalah Majelis Hakim harus menolak PK yang diajukan oleh Ahok. Ahok harus tetap di penjara.Â
Dan sungguh menakjubkan bahwa ternyata Pendiri Presidium Alumni 212, Faizal Assegaf mengatakan, ancaman pengerahan massa untuk mengepung gedung Mahkamah Agung dan Pengadilan Negeri Jakarta Utara merespons PK Ahok tidak perlu dilakukan. Menurutnya, langkah Ahok mengajukan PK sesuai dengan hak konstitusionalnya sebagai warga negara . "Lucu bila hal itu membuat kelompok pemarah terjebak bereaksi tanpa menggunakan akal sehat,"katanya.
Untuk menghentikan kegaduhan ini, Faizal menilai perlu ada langkah dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto untuk meredam kelompok pemarah. Dia pun menyebut, sebagai pihak yang dibela oleh kelompok anti Ahok, sebaiknya Anies dan Prabowo menghentikan kegaduhan politik identitas tersebut (tempo.co 25/2/2018).
Pernyataan Faizal sebagai salah seorang tokoh Pendiri Presidium Alumni 212 ini tampaknya menyingkap tabir tentang hubungan antara Prabowo dan Anies dalam upaya untuk "menenggelamkan" Ahok. Tampaknya dukungan massa dari Alumni 212 serta kelompok lainnya terhadap Anies dengan "backing" Prabowo semakin jelas terungkap.Â
Bahkan, Faizal berharap tidak ada pihak yang mengais untung dengan mencuatnya gerakan anti Ahok sebab pemilihan Gubernur DKI sudah selesai. "Sangat tidak terpuji bila sentimen politik kebencian kembali dihidupkan demi mendulang dukungan umat menjelang Pilpres 2019," ujar Faizal.