Mohon tunggu...
djito el fateh
djito el fateh Mohon Tunggu... -

::: Menulis itu sudah jatuh cinta. Masih terus berusaha untuk produktif, meski karya seadanya. Aku Menulis maka Aku Ada.. sekaligus, semangat dokumentasikan semua tentang diri, termasuk wacana.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Mutu Pelayanan Bidan, Harga Mati

27 Oktober 2011   01:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:27 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mutu Pelayanan Bidan itu Harga Mati

PROFESI

bidan tampaknya kian menjadi primadona masyarakat. Menjadi wajar, ketika jumlah lembaga pendidikan sebagai pencetak bidan kian menjamur. Kabarnya, di Jawa Tengah lebih dari 50 lembaga pendidikan.

"Padahal, menjadi bidan itu tidak gampang, tidak ringan, untuk tidak menyebutnya berat," kata Plt Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Banjarnegara, Khusnul Khotimah SSiT.

Tidak ringan, jika dilihat dari sisi esensi. Bidan, kata Khusnul adalah tenaga kesehatan yang menjadi ujung tombak di tengah masyarakat. Menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Belum lagi, mengerjakan PR agar persalinan didampingi oleh tenaga kesehatan.

"Menekan AKI dan AKB bukan persoalan mudah. Kalau tidak ada penurunan, kinerja bidan pasti dipertanyakan. Belum lagi soal teknis di lapangan yang kompleks," jelas istri Agus Fantono itu.

Atas kepercayaan dan ujung tombak itulah, pemerintah kemudian membuat kebijakan lulusan minimal D III untuk bidan. Selain pemenuhan syarat normatif, Khusnul menyebut perlunya up date

pengetahuan bagi bidan.

"Ilmu kesehatan itu sangat cepat berkembang. Kualitas diri selain formal, juga ditunjang pelatihan, seminar. Jangan sampai tabu dengan kemajuan dan perkembangan ilmu kesehatan," kata  ibu tiga anak tersebut.

Dia ingat bagaimana diusia 19 tahun sudah berjuang di Desa Babadan, Kecamatan Pagentan. Mengirim pasien harus ditandu dengan jarak kiloan meter. Belum ada faslitas listrik.

"Menemukan ibu bersalin yang tidak normal dan kita ikut tegang. Persoalan teknis lapangan, kerap muncul di luar yang kita pelajari di bangku sekolah," kata Khusnul sambil menegaskan perlunya bidan cerdik, kreatif dan bersemangat maju untuk mengabdi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun