Mohon tunggu...
Djasli Djosan
Djasli Djosan Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Mantan redaktur dan reporter RRI, anggota Dewan Redaksi majalah Harmonis di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Joe Biden Mulai Beraksi

28 Januari 2021   12:23 Diperbarui: 28 Januari 2021   12:29 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Presiden baru AS, Joe Biden,  mulai beraksi  dengan memasukkan kembali negaranya menjadi anggota WHO. Pertanyaannya, apa semua kebijakan Presiden Donald Trump  akan dibatalkan oleh Joe Biden? Nampaknya tidak juga. Kebijakan AS sebagai 'polisi internasional' akan tetap berlanjut. Buktinya, minggu terakhir bulan Januari 2021, AS menggelar latihan militer di Laut Cina Selatan. Ini tentu ada hubungannya  dengan manuver  yang  dilakukan pesawat-pesawat  tempur  Cina di Taiwan. Kegiatan militer AS itu tentu akan membuat  Cina berpikir dua kali untuk menyelesaikan masalah Taiwan dengan cara kekerasan.

Menyangkut masalah Palestina, tidak akan berubah, selama AS terus mendukung  Israel  yang melanggar resolusi-resolusi  PBB. Joe Biden setuju keberadaan dua negara yaitu Israel  dan Palestina. Dalam waktu bersamaan, Joe Biden menyatakan akan tetap membuka kedutaan  AS  di Jerusalem. Padahal  Jerusalem adalah wilayah perwalian PBB menurut  resolusi badan dunia itu tahun 1947.

Keberadaan negara Palestina tidak memerlukan pengakuan Israel atau AS karena secara defacto negara itu sudah ada sejak dulu. Buktinya Palestina membuka kedutaannya di Indonesia . Yang diperlukan  sekarang  adalah pengembalian wilayah Palestina yang  diduduki  Israel dalam perang tahun 1948 dan 1967. AS baru akan berhasil ikut  menyelesaikan masalah Palestina dengan cara menekan Israel mematuhi resolusi-resolusi PBB, termasuk membatalkan pembangunan pemukiman kaum Yahudi  di wilayah-wilayah pendudukan.

AS baru akan berubah menjadi negara yang benar-benar demokratis kalau menarik pasukannya dari negara-negara lain, walaupun kehadiran pasukan AS itu atas permintaan pemerintahan yang sedang berkuasa. Biarkanlah negara-negara itu hidup dengan kekuatan sendiri tanpa campur tangan asing. Sebuah pemerintahan yang  didukung rakyatnya, pasti akan mampu mengatasi perlawanan dari kaum pemberontak.Kehadiran pasukan asing  tidak dengan sendirinya menyelesaikan masalah. Ingat kegagalan AS yang mendukung pemerintahan  Vietnam Selatan tahun 1970an yang berakhir dengan kemenangan Vietnam Utara.

AS baru akan terpuji kalau mengakhiri permusuhannya dengan negara-negara lain seperti  Iran dan Venezuela. Duduk sama rendah, berdiri  sama  tinggi. Tidak merasa hebat sendiri, lantas memaksakan kehendak seperti  terjadinya pengeroyokan terhadap Irak  yang menggulingkan pemerintahan Saddam Husen.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun