Mohon tunggu...
Djasli Djosan
Djasli Djosan Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Mantan redaktur dan reporter RRI, anggota Dewan Redaksi majalah Harmonis di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ceramah Para Ustaz dan Ustazah di Depan TV

4 September 2018   11:43 Diperbarui: 4 September 2018   11:59 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Siaran Agama Islam di satsiun-stasiun TV yang dikenal sebagai Kuliah Subuh kini semakin marak. Hampir semua TV menyiarkannya dengan menampilkan pelbagai thema dengan ustadz dan ustadzah yang beragam.

Untuk menarik perhatian hadirin dan pemirsa para ustadz dan ustadzah itu tampil dengan berbagai lagak dan gaya, seperti: menyanyi, berpantun dan menyelipkan kata-kata Inggeris di sana sini. 

Selama maksudnya untuk menciptakan suasana segar, ya syah-syah saja. Yang repot adalah penggunaan kata-kata Inggeris yang sebetulnya tidak perlu karena masih ada kata indonesianya. Lagi pula kata-kata Inggeris tidak dipahami semua pemirsa. 

Ada juga penggunaan kata Inggris yang tidak tepat.Misalnya kalimat berbunyi, "Kita harus building trust di dalam rumah tangga." Yang dimaksud 'building trust' adalah 'membangun kepercayaan'. Tapi seorang ibu rumah tangga ketika ditanya apa mengerti kalimat tersebut, hanya menjawab dengan gelengan kepala.

Suatu komunikasi harus menggunakan kata-kata yang mudah dipahami jamaah, bukan membuat bingung karena tidak mengerti.

Ada pula ustadz yang tiap sebentar meminta jamaah mengucapkan amin. "Amin dong," kata sang ustadz. Padahal ia tidak sedang berdoa. Suatu komunikasi yang baik harusnya mendapat umpan balik yang spontan dari jamaah. Serahkan kepada jamaah apa yang akan diucapkannya sebagai reaksi atas ceramah sang ustadz atau ustadzah. Bisa saja reaksi mereka dalam bentuk kata: amin, insyaallah, subhanallah dan sebagainya.

Kita ingin mengingatkan, dakwah atau ceramah agama Islam yang baik adalah seperti yang disampaikan Nabi Muhammad SAW. Hanya saja tidak ada penjelasan mengenai metode yang beliau gunakan. Boleh jadi seperti yang disampaikan Syekh Ali Bajeber dan kawan-kawannya dari Saudi Arabia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun