Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menjadi Otentik di Media Sosial

19 Juni 2020   11:27 Diperbarui: 17 Juni 2021   21:33 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi mengatur isi konten media sosial. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Keberadaan media sosial seperti FB, Twitter, IG, WA, dan sejenisnya membuat informasi apapun dapat menyebar dalam waktu singkat. Namun kebanyakan yang saya perhatikan, sebagian besar pengguna medsos 'hanya' meneruskan informasi yang diperoleh, lalu di share atau retweet ke sana kemari. 

Benar atau hoax, tepat atau tidak, mengerikan atau membahagiakan tidaklah penting, pokoknya bagi dulu, siapa cepat dia dapat. Repotnya kalau ternyata ada kasus di kemudian hari, urusannya bisa sampai ke ranah hukum walau hanya sekedar jadi saksi.

Oleh karena itu, saya selalu berupaya untuk menjaga otentisitas setiap menulis di medsos terutama FB dan IG. Apa yang saya bagi di FB atau IG sebagian besar adalah pengalaman sendiri atau orang yang saya kenal, baik yang ditulis di Kompasiana atau tempat lain, atau langsung di tulis di tempat. 

Sebagian besar postingan saya lebih banyak foto-foto tempat wisata, kuliner, tulisan atau benda-benda unik selama dalam perjalanan. Makanya ketika sedang WFH boleh dibilang sudah jarang posting kecuali waktu ikut THR kemarin saja.

Saya lebih suka membagi pengalaman sendiri atau orang lain karena disitulah letak otentisitas yang tidak dimiliki orang lain. Setiap orang pasti mempunyai pengalaman berbeda yang tak mungkin di-copy 100% sama persis walaupun obyek yang diceritakan sama, misal cerita tentang Kota Tua, pasti ada ribuan tulisan namun cara menceritakannya akan berbeda satu sama lain. 

Jadi kalaupun ada yang coba-coba ambil tulisan saya tanpa izin, dapat dengan mudah ditelusuri karena tak mungkin orang yang mengkopi tersebut memahami makna tulisannya.

Banyak orang sukses di medsos dan mempunyai ribuan follower karena otentisitas tulisannya dan di-share oleh para followernya. Misal Kang Hasan, atau Erizeli Jely Bandaro, Fritz Haryadi, dan sebagainya. 

Terlepas dari kontroversi yang menyertai tulisannya, mereka telah berhasil memikat pembaca karena orisinalitas pikirannya yang tertuang di laman FB nya masing-masing. 

Memang tidak ada yang 100% berasal dari pemikiran diri sendiri, namun kemampuan mengolah pemikiran orang lain itulah yang menjadi nilai plus para penulis tersebut.

Enaknya menulis atau memposting foto yang otentik dari diri sendiri adalah sebagai sarana untuk berbagi pikiran, ide, uneg-uneg atau koleksi yang dimiliki, sebagai bagian dari sedekah ilmu yang bila dipakai orang lain akan menjadi pahala seumur hidup. 

Oleh karena itu tulislah hal-hal yang positif, optimis, membantu orang lain, saling mengingatkan, agar dikenang sebagai orang yang memberi inspirasi bagi orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun