Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tips Menjaga Kewarasan di Era New Normal

2 Juni 2020   12:33 Diperbarui: 2 Juni 2020   12:37 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
New Normal (Sumber: antaranews.com)

Namun bila sebaliknya, ambulans sering wira wiri, faskes penuh, kuburan juga bolak balik didatangi mobil jenazah, maka perlu diwaspadai walaupun belum tentu mereka semua terindikasi covid-19.

Kemudian lihatlah situasi terkini di lingkungan kita, seputar kelurahan sendiri dan kelurahan tetangga, kecamatan, dan pusat-pusat perbelanjaan. Kalau suasana masih ramai dan tidak ada yang tiba-tiba pingsan serentak, atau tidak terjadi kluster seperti Sarinah atau mal dan pasar saat akhir Ramadhan kemarin, bisa jadi indikasi bahwa situasi masih aman terkendali. Kalau sebaliknya, kewaspadaan harus ditingkatkan.

Ketiga, membaca tanda-tanda khusus

Penyakit covid-19 tergolong baru dan unik walau digolongkan sebagai keluarga SARS COV. Banyak ahli masih meraba-raba seperti apa karakteristik penyakit ini, dan beberapa sudah ada hasil penelitiannya setelah pandemi berlangsung selama lima bulan. Memang tidak semua hasil penelitian seragam, bahkan ada kecenderungan saling bertentangan satu sama lain.

Namun saya melihat ada beberapa tanda khusus yang perlu disimak, antara lain tingkat kesembuhannya cukup tinggi padahal jelas-jelas belum ada vaksin dan obatnya. 

Lalu sebagian besar yang sakit berat dan meninggal ternyata ada penyakit bawaan ATAU kondisi fisiknya sedang lemah sehingga imun tubuh menurun drastis. 

Terakhir, banyak yang ternyata berstatus OTG alias kondisinya baik-baik saja. Hal ini menunjukkan bahwa tak selamanya virus tersebut membuat sakti bahkan membunuh inangnya. 

Memang ada resiko penularan bila berdekatan dengan OTG, tapi yang tertularpun belum tentu langsung sakit atau meninggal bila memang imunnya bagus.

* * * *

Mungkin cara-cara di atas masih banyak kelemahan karena saya bukan dokter, bukan ahli kesehatan, dan bukan pula bekerja di lingkungan terkait dengan kesehatan. Namun minimal saya punya acuan untuk kembali memulai hidup baru dan beraktivitas seperti biasa dengan tetap menjaga kewarasan berpikir dan mengurangi ketakutan yang berlebihan alias paranoid. 

Rasanya tak perlu lagi diperdebatkan apakah ini teori konspirasi atau bukan, optimis atau menakutkan, yang jelas virus tersebut sudah hadir di negeri ini dan hidup berdampingan dengan virus dan bakteri lainnya yang sudah lebih dulu ada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun