Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Pinjami Uang Teman Lagi Susah

6 November 2019   08:51 Diperbarui: 6 November 2019   09:17 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi meminjamkan uang| Sumber: Thinkstockphotos

Saat sedang perjalanan melintasi hutan, tiba-tiba ada pesan masuk.

"Apa kabar bang? Smoga abang tetap sehat selalu"

Saya mulai curiga kalau teman yang sudah lama ga kontakan tiba-tiba menyapa. Biasanya cuma dua kemungkinan, minta tolong atau mau berbagi kerjaan. Sama-sama meminta dan sama-sama berbagi rezeki, cuma beda yang satu tangan di bawah satu lagi tangan di atas.

"Baik mas. Apa kabar juga? Smoga tetap aehat juga," balasku.

"Baik jugalah bang. Tapi, ... Ada yang mau aku omongkan, cuma rada ga enak nih."

"Ada apa to mas? Sepertinya ada sesuatu yang urgent banget," timpalku lagi.

"Maaf ya bang kalau ngerepotin. Sy dah setahun nganggur habis kena phk. Tabungan mulai tipis, sementara anak mau lanjut sekolah. Kalo boleh aku pinjem uang ya bang, 5 juta aja ga usah banyak2. Abang kan dah jadi bos sekarang."

Glek!! Dugaanku benar. Kejadian ini mengingatkanku peristiwa lima tahun lalu. Nyaris sama bahasa dan nilai uangnya. Mungkin karena masih polos, kutransfer sejumlah yang diperlukan. 

Alhamdulillah sampai hari ini uang pinjaman tersebut tak pernah kembali dan orangnya menghilang entah kemana, bak ditelan bumi tak bisa lagi dihubungi. Semua kanal medsosnya mati mendadak dan tak satupun kawan yang mengetahui keberadaannya.

Belajar dari pengalaman tersebut, saya mulai hati-hati bila ada pesan sejenis. Bukan karena pelit atau tak punya uang, tapi lebih kepada menjaga agar tak putus pertemanan sekaligus tak mempengaruhi cash flow anggaran rumah tangga.

Lama saya diamkan sampai muncul pesan baru lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun