Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sanitasi dan Sampah, Masalah Utama Pelaksanaan Haji di Mina

17 Agustus 2019   16:30 Diperbarui: 18 Agustus 2019   10:42 1240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tumpukan Sampah di Depan Tenda | Dokumentasi pribadi

Islam mengajarkan umatnya untuk selalu hidup bersih dan sehat kapanpun dan dimanapun berada. Namun apa yang terjadi di tanah suci, tempat lahirnya agama Islam justru sebaliknya. 

Sungguh sebuah ironi ketika sebagian jamaah haji tidak mempraktikkan budaya hidup bersih tersebut, tapi malah membuang sampah sembarangan, bahkan ada yang buang air kecil (BAK) di sela-sela tenda!

Pertama kali turun dari bus di depan pintu maktab di Mina, sudah tampak sampah berserakan terutama botol-botol air mineral yang bertebaran. Maklum cuaca panas sehingga butuh air dalam jumlah besar. 

Demi kepraktisan, di setiap tenda disediakan puluhan krat botol air mineral untuk berbagai keperluan tidak hanya untuk minum tapi juga untuk berwudhu, cuci muka, mandi, dan menyiram BAK.

Sebenarnya petugas kebersihan cukup cekatan dalam bekerja, hampir tiap dua-tiga jam sekali sampah digaruk dan dikumpulkan di TPS. Tempat sampah juga tersedia di setiap tenda, namun produksi sampah yang melebihi kapasitas membuat sebagian jamaah akhirnya membuang sampah di gang di sisi tenda.

Repotnya ketika perut sudah mulai berbunyi atau sudah tak tahan lagi untuk BAK. Toilet nyaris selalu penuh antrean, padahal jumlahnya dua kali lipat dari toilet yang ada di Arafah. 

Apalagi ibu-ibu sampai "menjarah" sebagian jatah toilet laki-laki saking panjangnya antrean, padahal jatah toilet ibu-ibu sudah ditambah lima kamar di tempat toilet laki-laki. 

Alhasil dari 40 kamar toilet, ibu-ibu "menguasai" tiga perempatnya dan hanya menyisakan 10 kamar untuk kaum pria.

Antrean toilet menjadi panjang karena para jamaah tidak hanya buang air kecil atau besar saja, tapi juga sekaligus mandi yang memakan waktu lama. Bahkan sebagian ibu-ibu malah mencuci pakaian di dalam toilet tersebut. 

Akibatnya setiap kamar bisa menghabiskan waktu lebih dari 15 menit per jamaah untuk berbagai keperluan tersebut. Mereka tak peduli lagi antrean panjang menanti, yang penting tuntas sudah segala hajat diri.

Panjangnya antrean membuat sebagian jamaah mengambil jalan pintas, BAK di gang depan tenda. Pelakunya tidak kenal jenis kelamin, siapa saja yang sudah kebelet dan tak tahan terpaksa membuang hajatnya lewat kantong pipis yang dibuang sembarangan di depan tenda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun