Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Event Satu Dasawarsa Berkarya untuk Kompasiana

29 Mei 2019   21:28 Diperbarui: 31 Mei 2019   08:12 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
10 Tahun bersama K (Sumber: Kompasiana.com - diolah)

Tak terasa hari ini (290519) sudah 10 tahun saya berkelana di Kompasiana, terhitung sejak tanggal mendaftar sesuai yang tercantum dalam profil. Namun tulisan pertama saya yang masih tersimpan di arsip K justru bertanggal 10 Juni 2009. Jadi sebenarnya ada dua tanggal kelahiran, tanggal mendaftar dan tanggal mulai menulis. Rasanya sih pas tanggal mendaftar saya sudah mulai menulis, tapi apakah hilang atau tidak mungkin admin lebih tahu tempat penyimpanannya.

Awalnya saya menulis di Kompasiana karena menganggap K sebagai bagian dari Kompas, sebuah media raksasa di negeri ini. Tentu dengan menulis di K gengsi turut terkerek dibanding menulis di blog sendiri yang susah laku. Paling tidak kita dikenal dulu di dunia blogger, baru bikin blog sendiri. Cara paling pas untuk dikenal cepat adalah dengan menulis di platform yang sudah dikenal walaupun sifatnya keroyokan.

Saat mulai menulis kebetulan lagi tegang-tegangnya persaingan pilpres antara SBY dan JK, duo petahana yang pecah kongsi untuk berebut jatah presiden pada tahun itu. Polarisasi sebenarnya cukup tajam terutama di Kompasiana dan (alm.) Politikana, kedua kubu bersaing ketat untuk mengkampanyekan sosok pilihan mereka. Waktu itu FB belum begitu ngetop dan Friendster baru saja wafat sehingga belum ada platform medsos yang mampu menyebarkan hoax secara cepat dan masif seperti sekarang ini.

Tulisan Perdana: Salah Satu Warisan SBY: Negeri Inisial

Jadilah blog-blog keroyokan seperti K dan (alm.) P riuh rendah oleh tulisan-tulisan sangar dari masing-masing pendukung, termasuk pendukung khilafah juga yang membawa agenda tersendiri. Sampai-sampai di K muncul istilah Negeri Ngotjoleria karena banyaknya Kers yang ngocol dan sempat disentil sama Mas Nurul Uyuy supaya lebih serius menulis di K karena K bukan tempat guyonan.

Baca Juga: Fenomena Ngotjoleria - Cermin Kondisi Bangsa

Waktu itu Pak Cheppy Hakim dan Pak Prayitno Ramelan (Pray), duo purnawirawan TNI AU meramaikan Kompasiana dengan bedah bukunya masing-masing. Ulasan-ulasan kedua beliau cukup tajam di K dan selalu saya tunggu, salah satunya jadi buku Cat Rambut Orang Yahudi (Cheppy) dan Intelijen Bertawaf (Pray). Sayang sekarang tinggal pak Pray yang masih agak rajin, itupun menjelang pilpres sekarang ini saja beliau hadir kembali setelah vakum bertahun-tahun.

Saat itu juga sedang ramai-ramainya kasus Prita yang menjadi cikal bakal crowd funding untuk membantu sesama. Prita yang waktu itu merasa 'dizholimi' oleh sebuah rumah sakit swasta lalu curhat di medsos dan mendapat tanggapan dari berbagai pihak, namun malah dianggap melakukan pencemaran nama baik oleh rumah sakit tersebut. Buntutnya Prita sempat diadili walau akhirnya dibebaskan, dan hasil sumbangan para warganet digunakan untuk membayar denda akibat pencemaran nama baik.

Setelah gegap gempita pilpres usai dan Prita's case closed, saya menulis apa saja, mulai dari politik, humor, pemerintahan, sosbud, media, pokoknya apa saja yang bisa ditulis berdasarkan pengalaman-pengalaman pribadi. Jarang sekali saya menulis kutipan atau menyalin karena memang blog ini saya khususnya untuk menulis opini saya terhadap sesuatu hal.

Tahun 2011-2012 saya sempat vakum hampir dua tahun, karena kesibukan travelling ke luar kota, juga agak sedikit ngambek dengan K karena nyaris taka ada perhatian apapun dari admin K. Viewer tidak begitu banyak, dan tak ada pengaruh buat saya pribadi baik dalam bekerja maupun bersosial media. Tulisan terakhir saya sebelum vakum adalah tentang kasus Gayus yang waktu itu menjadi fenomena gunung es perilaku para oknum pegawai pajak yang menggelapkan pendapatan negara.

Tahun 2013 saya kembali aktif ketika sedang bertugas di Pulau Timor. Saya mulai mencoba memfokuskan diri menulis tentang wisata dan daerah yang telah saya kunjungi. Sepulang dari Timor saya kembali aktif ikut kopdar Kompasiana, salah satunya ikut menguji Chevy Spin, produk otomotif terbaru salah satu pabrikan dari Amrik. Sayangnya kali ini saya belum beruntung untuk memperoleh hadiah utama, cuma dapat uang saku dan merchandise dari sponsor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun