Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Beda Nasib Nasdem dan Perindo

22 April 2019   12:09 Diperbarui: 24 April 2019   17:03 3623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harry Tanoe vs Surya Paloh (Sumber: pojoksatu.id)

"Barangsiapa menguasai media, dia akan menguasai dunia" (James Bond: Tomorrow Never Dies)

Ada yang menarik dari hasil QC legislatif yang luput dari perhatian kita karena terlalu fokus dengan pilpres. Dua partai yang didirikan raja media Surya Paloh dan Harry Tanoe yaitu Nasdem dan Perindo ternyata berbeda nasib, padahal mereka sama-sama menguasai media. 

Surya Paloh dengan Metro TV dan Media Indonesia cukup rajin mempromosikan Nasdem di medianya. Harry Tanoe pun tak mau kalah dengan Mars Perindo yang selalu tayang di grup media MNC miliknya.

Namun berdasarkan hasil QC Litbang Kompas seperti tampak di headline K, Partai Nasdem ternyata mampu bertahan bahkan presentasenya naik dari 6,72% tahun 2014 menjadi 8,27% tahun 2019 (sumber di sini). Tentu ini merupakan prestasi tersendiri mengingat tidak ada nama-nama tenar yang dapat menjadi daya tarik Nasdem selain media yang menjadi corong partai.

Sebaliknya dengan Perindo, partai yang didirikan oleh Harry Tanoe ini justru terpuruk di musim pertamanya mengikuti pilpres, dengan perolehan hanya 2,85% saja. 

Memang hasil tersebut belum final mengingat KPU baru akan menetapkan hasilnya tanggal 22 Mei mendatang bersamaan dengan pengumuman presiden terpilih, namun hasil QC paling tidak menggambarkan posisi partai-partai yang lolos electoral threshold di atas 4% dan berhak duduk di kursi DPR periode mendatang.

Hal ini menarik untuk dikaji karena kedua partai tersebut sama-sama menguasai media di tanah air. Media Grup merupakan payung dari Metro TV yang merajai pemberitaan di udara dan Media Indonesia sebagai media cetaknya. Bahkan MNC grup lebih menggurita dengan menguasai tiga televisi swasta termasuk RCTI, MNC TV, dan Global TV, lalu radio Trijaya FM, dan situs Okezone, belum lagi puluhan media lainnya yang berada di bawah naungan grup MNC.

Kedua grup tersebut juga sama-sama gencar mengkampanyekan partainya bahkan sejak jauh-jauh hari sebelum kampanye resmi dimulai. Saking seringnya muncul di televisi, anak-anak sampai hafal lirik Mars Perindo, atau langsung ingat nama Surya Paloh begitu wajahnya muncul di baliho-baliho di pinggir jalan. 

Pengaruh media yang dimiliki mereka benar-benar telah menusuk hati sanubari pemirsanya, apalagi yang di bawah naungan MNC grup yang sering menayangkan film anak-anak dan drama rumah tangga yang digemari emak-emak. Sementara Metro TV digandrungi para pemirsa yang kepo perkembangan terkini karena dari pagi hingga malam isinya 90% melulu berita.

Lalu mengapa Nasdem bisa bertahan, sementara Perindo malah terpuruk? Menurut pengamatan saya, Nasdem berhasil mencuri panggung pada pileg 2014 karena berani mendukung pasangan Jokowi-JK yang merupakan minoritas dibanding mayoritas partai-partai yang mendukung Prabowo-Hatta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun