Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Strategi Kamikaze Prabowo Vs Strategi Lompat Katak Jokowi, Siapa Lebih Unggul?

10 April 2019   13:36 Diperbarui: 11 April 2019   07:21 1776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joko Widodo (kiri) berjalan bersama Prabowo Subianto sebelum mengikuti Debat Pertama Capres & Cawapres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019). (ANTARA FOTO/Setneg-Agus Suparto/foc.)

Suhu politik di tanah air tampak semakin panas, apalagi setelah kampanye akbar di GBK sukses besar mendatangkan (konon) jutaan massa pendukung capres 02 yang sudah gatal menginginkan perubahan total. 

Saling serang baik di medsos maupun di dunia nyata saat kampanye memperlihatkan cuaca semakin terik walau dalam beberapa hari ini hujan deras menerpa Ibukota.

Berkaca dari sejarah Perang Dunia Kedua, Jepang yang tadinya dianggap sepele oleh sekutu ternyata mampu mengagetkan dunia dengan strategi Kamikaze-nya yang terkenal itu. 

Tanpa banyak bicara, saat mentari baru saja terbit di ufuk timur, tiba-tiba segerombolan pesawat tempur Jepang menyeruduk kapal-kapal perang yang bersandar di pelabuhan mutiara alias Pearl Harbour.

Dalam sekejap, armada laut pasifik Amerika lumpuh total dan tak mampu membalas serangan mendadak tersebut. Belasan kapal termasuk lima kapal perang tenggelam, sisanya rusak berat dan perlu waktu perbaikan berbulan-bulan lamanya untuk kembali siap bertempur.

Walaupun Jepang gagal mengokupasi Hawaii, namun kerusakan tersebut cukup membuat shock therapy bagi Amerika dan membuat Jepang leluasa mengobrak abrik pulau-pulau di kawasan Pasifik selama dua tahun ke depan.

Bagi kapitalis macam Amerika, cara kamikaze dengan menabrakkan pesawat ke lambung kapal tentu merupakan tindakan bodoh. Hidup cuma sekali, buat apa buru-buru mati, toh masih banyak hal yang bisa dilakukan di masa depan dengan usia yang tersisa.

Namun bagi Jepang, tindakan tersebut justru menaikkan harga diri mereka. Keyakinan atau iman terhadap tenno heika membuat mereka berani melakukan hara kiri walau taruhannya adalah nyawa. Kalau sudah bicara iman, siapapun tidak akan bisa menghalangi tindakan seseorang untuk berbuat apapun yang diyakininya.

Kemenangan demi kemenangan Jepang di medan perang Pasifik tentu mengkhawatirkan Amerika yang juga harus memikirkan sekutunya di Eropa. Perlu sebuah strategi khusus mengingat kawasan Pasifik 90% merupakan laut lepas yang terdiri dari ribuan pulau, berbeda dengan medan perang Eropa yang relatif lebih mudah karena berada di daratan.

Singkat cerita, muncullah ide lompat katak yang dirancang oleh Laksamana MacArthur. Amerika harus meloncat dari satu pulau ke pulau lain yang jumlahnya ribuan tersebut untuk merebut wilayah Pasifik dari kekuasaan Jepang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun