Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Mahalnya Tiket Pesawat dan Keluhan Taksi Bandara

26 Februari 2019   12:58 Diperbarui: 27 Februari 2019   08:52 2039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
airportstaxitransfers.com

Bisa jadi ada biaya tak terduga yang harus dikeluarkan maskapai, tapi tidak boleh tercatat di pembukuan resmi. Untuk menanggung biaya tak terduga tersebut, dicarilah kambing hitam.

Namun sayangnya selalu berhasil dibantah oleh pihak-pihak terkait. Padahal justru biaya-biaya inilah yang seharusnya dipangkas karena membebani maskapai.

"Sekarang ramainya hanya Rabu dan Jumat saja pak, atau kadang-kadang Senin pagi, sisanya ya seperti ini," tutur supir satunya lagi.

Uniknya, keluhan merekapun sama, sejak tanggal 25 Desember praktis jumlah penumpang menurun drastis dan belum kunjung membaik.

Sementara karena berlabel taksi bandara, ruang gerak mereka terbatas oleh kewajiban harus mengangkut penumpang dari bandara. Walau tetap dibolehkan juga mencari penumpang di tempat lain, tetapi nantinya harus tetap kembali ke bandara.

"Sekarang malah enak jadi supir taksi biasa, bisa narik dari mana aja, ga harus kembali ke bandara," lanjut sang supir taksi.

"Ga nangkring di tempat lain dulu aja mas sebelum ke bandara?" tanya saya.

"Ga boleh ngetem mas kecuali kalau memang dapat tumpangan. Lagian ga enak sama taksi biasa, kan rejeki mereka emang di situ,"

"Dulu saya mau jadi taksi bandara karena pasti dapat penumpang dan bisa beberapa rit dalam sehari. Sekarang paling dua tiga rit udah untung, apalagi saingan semakin banyak," keluh si supir.

"Sekarang malah banyak penumpang yang milih naik bis seperti teman saya dari Bengkulu, biar lebih lama tapi jauh lebih murah. Dulu ke Bengkulu cuma 500 Ribuan, sekarang sudah di atas 700 Ribu. Mending naik bis ga sampai 300 Ribu," lanjutnya.

Benar juga, di satu sisi mungkin menjadi sebuah penderitaan buat supir taksi bandara, tapi bisnis bis antar kota bakal kembali menggeliat setelah beberapa tahun terakhir tersapu oleh murahnya tiket pesawat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun