Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dukungan Anies dalam Menyukseskan Asian Games 2018

25 Oktober 2018   08:58 Diperbarui: 25 Oktober 2018   10:02 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Bersama Jokowi dan Basuki Menjajal Pelican Crossing (Sumber: rakyatku.com)

Sebagai tuan rumah Asian Games, Kota Jakarta perlu bebenah untuk mempercantik diri dalam rangka menyambut tamu-tamu dari luar Jakarta baik dalam maupun luar negeri. Untuk itu dalam kapasitasnya sebagai Gubernur DKI, Anies langsung menyiapkan beberapa program untuk mendukung perhelatan olahraga terbesar di Asia tersebut.

Pertama adalah penataan Jalan Thamrin khususnya di depan bundaran HI yang menjadi ikon kota Jakarta. Jalan Thamrin merupakan jalan utama Kota Jakarta yang menghubungkan pusat pemerintahan di sekeliling Jalan Medan Merdeka sekitar Monas dengan pusat perkantoran dan perdagangan di Jalan Jenderal Sudirman.

Jalan ini merupakan landmark Kota Jakarta yang seharusnya tampak indah dipandang dan luas pemandangannya. Sayangnya sejak era gubernur sebelumnya jalur lambat untuk sepeda motor dibongkar sehingga semakin sulit mengontrol lalu-lintas motor sebelum akhirnya sempat dilarang melintasi jalan tersebut.

Lalu keberadaan jembatan penyeberangan juga cukup mengganggu pemandangan jalan yang seharusnya terhampar luas tanpa terhalang oleh penampang melintang di sepanjang jalan tersebut. Selain itu pembangunan MRT yang terlambat dilaksanakan dibandingkan negara lain juga turut merusak pemandangan Jalan Thamrin.

Anies membuat gebrakan dengan membongkar jembatan penyeberangan yang berada di depan bundaran HI dan menggantikannya dengan Pelican Crossing, yaitu semacam zebra cross yang diatur dengan tombol dan lampu lalu-lintas. Selain itu di depan HI juga dipercantik dengan instalasi bambu yang sekilas tampak murah namun berada di tanah termahal di Jakarta dan bernilai seni tinggi.

Kedua, pembangunan dan penataan trotoar di sepanjang Jalan Sudirman dengan memperlebar pedestrian membuat para pejalan kaki lebih leluasa bergerak, walaupun sempat diprotes karena menutup jalan bis di depan halte. Namun seiring berjalannya waktu, semakin banyak warga kota memanfaatkan pedestrian tersebut untuk berolahraga dan jalan santai sambil menikmati suasana segar saat car free day.

Ketiga, Anies ingin memanjakan pejalan kaki dan pengguna angkutan umum dengan menggratiskan bus Transjakarta pada hari Sabtu-Minggu dan hari libur nasional saat berlangsungnya Asian Games. Kebijakan tersebut terasa sekali dampaknya, saat hari libur bus Transjakarta selalu penuh dari dan ke arah Gelora Bung Karno. Berbondong-bondong masyarakat Jakarta menaiki bus Transjakarta untuk menyaksikan pesta olahraga bergengsi di Asia tersebut yang belum tentu bakal terjadi lagi selama 40 tahun ke depan.

Lalu-lintas juga menjadi relatif lancar karena warga yang ingin menyaksikan Asian Games lebih nyaman menggunakan Transjakarta karena sulitnya memperoleh parkir di sekitar Gelora Bung Karno. Memang secara hitungan finansial pemerintah daerah rugi karena tetap harus mengeluarkan biaya operasional bus Transjakarta, namun dari sisi multiplier effect-nya justru menguntungkan karena banyaknya warga yang keluar rumah untuk melihat peristiwa olahraga terbesar se Asia tersebut.

Keempat, walaupun sedikit kontroversial, penutupan kali Sentiong dengan jaring hitam juga sebenarnya merupakan upaya untuk mempercantik diri, bukan sekadar menutupi kali yang bau dan kotor. Memang karena waktu terlalu mepet sehingga agak sulit untuk melakukan pembenahan besar-besaran terhadap kali yang berada di samping wisma atlet Kemayoran tersebut.

Beberapa venue olahraga seperti GOR Bulungan, Lapangan Softball Rawamangun, velodrome Rawamangun merupakan beberapa aset milik Pemprov DKI Jakarta yang ikut digunakan dalam Asian Games. Jadi peran Pemda DKI yang dipimpin Anies Baswedan cukup besar dalam menyukseskan peristiwa olahraga terbesar di Asia ini.

Sebenarnya masih banyak hal lain yang dilakukan Anies selama setahun beliau memerintah di DKI Jakarta. Namun kesuksesan penyelenggaraan Asian Games merupakan momentum untuk menunjukkan bahwa event tersebut berhasil dilaksanakan dengan baik oleh para pihak terkait termasuk pemerintah DKI Jakarta di bawah kepemimpinan beliau.

Memang tak ada gading yang tak retak. Penutupan kali dengan jaring yang menimbulkan sedikit kontroversi tersebut menjadi catatan yang perlu diperbaiki pada masa datang agar tak ada lagi aliran air yang tersumbat dan kotor serta berbau di wilayah DKI. Perlu upaya khusus untuk menangani hal tersebut karena berkaitan juga dengan perilaku masyarakat yang masih belum banyak berubah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun