Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama FEATURED

Ilmu Geologi, Penting di Saat Gempa namun Sering Diabaikan

8 Oktober 2018   17:47 Diperbarui: 15 Januari 2021   11:46 4167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.aboutbdg.com

Saat memilih jurusan kuliah selepas SMA, sebagian besar dari kita pasti memilih ilmu-ilmu yang terkesan modern dan canggih seperti teknik informatika, teknik elektro, teknik mesin, teknik sipil, dan sejenisnya. Kuliah di jurusan tersebut memiliki gengsi lebih tinggi ketimbang jurusan (maaf) seperti teknik geologi, geofisika meteorologi, geografi, dan sejenisnya.

Ilmu geologi dianggap sebagai kembali ke masa lalu alias zaman batu seperti digambarkan pada film the Flinstone. Kalau boleh disurvei, kebanyakan mahasiswa geologi dan sejenisnya adalah pilihan kedua atau ketiga di SBMPTN ketimbang pilihan pertama.

Tidak ada yang salah dari pemikiran tersebut mengingat sekarang memang zamannya teknologi. Semua harus serba canggih dan terukur dengan dukungan alat-alat yang modern.

Namun kita sering lupa di mana tempat kita berpijak, apakah berada pada zona aman atau zona bencana. Boleh dikatakan ilmu geologi termasuk ilmu kuno dan kurang berkembang karena "hanya" sekedar meneliti bebatuan, kerak bumi, dan sejenisnya.

Padahal geologi (dan geofisika meteorologi) tidak sekedar mengubek-ubek isi kulit bumi saja, tapi juga memetakan pergerakan bumi beserta elemen yang ada baik di permukaan maupun di dalam perut bumi.

Contoh Peta Geologi (Sumber: fagustin.wordpress.com)
Contoh Peta Geologi (Sumber: fagustin.wordpress.com)
Kita baru menyadari pentingnya ilmu geologi ketika terjadi bencana. Padahal sudah banyak bertebaran peta-peta geologi yang berisi informasi tentang zona gunung api dan gempa atau dikenal sebagai ring of fire, zona sesar atau patahan, zona aquifer atau kumpulan air tanah, zona tanah subur, tanah bebatuan, tanah kering, dan sebagainya.

Sayangnya para pengambil kebijakan khususnya dalam penataan ruang sering mengabaikan peringatan yang tertera dalam peta-peta tersebut. Kita sering lupa bahwa perut bumi ini masih bergerak aktif, tidak diam sama sekali.

* * * *

Dalam penyusunan rencana penataan kota atau wilayah, kita mengenal istilah overlay atau pertampalan peta-peta tematik untuk menentukan mana ruang yang bisa digunakan untuk beraktivitas termasuk bertempat tinggal, ruang yang hanya dapat digunakan secara terbatas, atau malah ruang yang tidak bisa digunakan sama sekali alias harus dilindungi. Hasil dari overlay tersebut kemudian diberi warna sesuai dengan rencana peruntukan ruang dan zonasi penataan ruang di masa datang.

Namun dalam kenyataannya, perencanaan tata ruang kota sebagian besar menyerah kepada kondisi eksisting yang ada dan hanya sekedar penambahan infrastruktur atau penataan jaringan prasarana saja.

Selama ini penyusunan rencana kota tak lebih dari sekedar memberi warna pada ruang yang direncanakan, semisal warna kuning untuk perumahan, warna hijau untuk ruang terbuka hijau, warna biru tua untuk industri, warna biru muda untuk perdagangan, dan warna oranye atau merah untuk perkantoran. Setelah itu direncanakan pola ruang mengikuti warna-warna tersebut agar terintegrasi satu dengan lainnya.

Peta Likuifaksi Tahun 2012 (Sumber: Kompas.com)
Peta Likuifaksi Tahun 2012 (Sumber: Kompas.com)
Sayangnya, peta geologi yang memuat informasi mengenai batuan, jenis tanah, sesar, hingga potensi gempa kurang begitu diperhatikan dalam penyusunan rencana tata ruang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun