Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Review Piala Dunia 2018: VAR, Penalti, Own Goal, dan Best Eleven

16 Juli 2018   19:54 Diperbarui: 16 Juli 2018   19:58 1185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesta Perancis Sebagai Juara (Sumber: Reuters)

Semenjak partai final Piala Dunia 1986 di Meksiko antara Jerman Barat melawan Argentina, baru kali ini final piala dunia benar-benar enak ditonton. Kedua kesebelasan saling menyerang, gol silih berganti datang. Perancis dan Kroasia benar-benar menunjukkan permainan yang seru dan layak untuk menghibur jutaan orang penonton setia sepakbola di seluruh dunia.

Sejak tahun 1990 hingga 2014, partai final hampir selalu menjadi antiklimaks dari sebuah perhelatan akbar sepakbola. Kedua kesebelasan yang bertanding terlalu berhati-hati sehingga cenderung membosankan. Saya sendiri sering ketiduran saat partai final berlangsung saking bosannya menonton. Paling parah terjadi saat final tahun 1994 di AS, tidak ada gol tercipta hingga adu penalti. Mungkin karena cuaca panas jadi mereka lebih menghemat tenaga daripada habis-habisan mencuri gol.

Ada beberapa catatan menarik seputar piala dunia kali ini. Penggunaan teknologi VAR (Video Assistant Referee) di satu sisi sangat membantu wasit untuk membuat keputusan yang adil, namun di sisi lain jadi kehilangan sisi kemanusiannya dengan segala kekhilafan wasit. Tak akan ada lagi kejadian 'tangan Tuhan' Maradona atau tendangan Hurst yang kontroversial itu. Waktu pertandingan juga bisa molor lebih lama, seperti saat jerman vs Korsel yang melampaui waktu sampai sembilan menit!!

VAR (Sumber: Reuters)
VAR (Sumber: Reuters)
Akhirnya di babak gugur, penggunaan VAR benar-benar dibatasi dan nyaris tak ada wasit yang menggunakannya. Baru kemudian saat pertandingan final, ketika wasit ragu-ragu memutuskan penalti bagi Perancis, VAR digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan, walau sempat diprotes Modric dan kawan-kawan. Penalti itulah yang konon meruntuhkan mental pemain Kroasia yang selama ini bermain terbuka.

Penalti Terakhir Piala Dunia 2018 (Sumber: RT.com)
Penalti Terakhir Piala Dunia 2018 (Sumber: RT.com)
Catatan berikutnya adalah pemberian hadiah penalti terbanyak sepanjang sejarah piala dunia. Sebanyak 29 tendangan penalti diberikan wasit, termasuk 11 diantaranya dibantu oleh VAR. Rekor sebelumnya di piala dunia 1990, 1998, dan 2002 adalah sebanyak 18 tendangan penalti. Wasit lebih royal memberikan penalti karena merasa didukung oleh teknologi VAR sehingga bisa dipertanggungjawabkan bila ada protes dari yang terkena hukuman. Sepanjang saya menonton, ada dua penalti yang dibatalkan karena VAR, salah satunya saat Senegal lawan Kolombia di pertandingan terakhir.

Gol Bunuh Diri Mandzukic (Sumber: Foxsports.com/GettyImages)
Gol Bunuh Diri Mandzukic (Sumber: Foxsports.com/GettyImages)
Selain itu, gol bunuh diri juga meningkat dari rekor sebelumnya 6 gol di tahun 1998 menjadi 12 gol. Hal ini bisa jadi perdebatan karena ada yang memang benar-benar gol bunuh diri, ada yang karena deflected akibat tendangan keras lawan. Paling tidak ada dua tendangan yang terkena deflection, satu tendangan Gueye yang membentur kaki Cionek dianggap gol bunuh diri, sementara tendangan Frosberg yang membentur kaki Akanji tidak dianggap gol bunuh diri.

Baca juga: Maraknya Gol Bunuh Diri, Pertanda Depresi atau Frustrasi

Pertama kali gol bunuh diri juga terjadi di pertandingan final ketika tandukan Mandzukic malah masuk ke gawang sendiri. Selain itu Mandzukic juga mencetak gol untuk Kroasia sehingga menjadi pemain yang mencetak gol untuk kedua tim yang bertanding di final. Sebelumnya ada nama Ernie Brandts yang mencetak gol untuk dua tim saat Belanda lawan Italia pada pertandingan fase grup babak kedua.

Ben Youssef Pencetak Gol Ke-2500 (Sumber: http://www.news4europe.eu)
Ben Youssef Pencetak Gol Ke-2500 (Sumber: http://www.news4europe.eu)
Gol ke-2500 juga tercipta di piala dunia 2018 saat pertandingan Tunisia vs Panama oleh Fakhreddine ben Yousef di menit ke-51, beda beberapa detik dari gol Adnan Januzaj saat Belgia vs Inggris yang berlangsung pada waktu hampir bersamaan.

Dari sisi fair play, piala dunia ini termasuk bersih karena hanya 4 kartu merah keluar, itupun 2 karena memperoleh kartu kuning kedua. Tidak kontroversi berlebihan selama pertandingan berlangsung sehingga turnamen relatif berjalan dengan aman dan damai. Walau masih ada protes, namun dengan dukungan VAR semua persoalan teratasi karena dapat dibuktikan secara visual. 

Lovren Mengusir Pengganggu (Sumber: https://www.thestar.com)
Lovren Mengusir Pengganggu (Sumber: https://www.thestar.com)
Sayangnya saat partai final ada sekelompok orang yang mencoba mengganggu jalannya pertandingan dengan masuk ke lapangan di menit ke-52. Untunglah situasi dapat cepat diatasi dan pertandingan tetap berlanjut hingga selesai.

Terakhir, Piala Dunia 2018 juga menjadi kuburan bagi tim-tim favorit. Juara bertahan Jerman menjadi korban pertama, meneruskan tradisi kegagalan juara bertahan lolos ke babak kedua. Selanjutnya disusul oleh Argentina, Spanyol, dan Juara Eropa Portugal di perdelapan final, lalu Brasil di perempat final. Selama bola itu bundar, tidak peang, maka apapun bisa terjadi.

Baca juga: Karena Sepakbola (Tak) Sama dengan Logika Matematika

Pola 4-2-3-1 (Sumber: https://7500toholte.sbnation.com)
Pola 4-2-3-1 (Sumber: https://7500toholte.sbnation.com)
Sebagai penutup, saya coba buat the best starting eleven tim piala dunia 2018 dengan pola 4-2-3-1 yang dimainkan dua tim finalis:

GK: Thibaut Courtois (BEL) peraih Goldern Glove karena refleknya bagus, dengan cadangan Hugo Lloris (FRA) yang memiliki kemampuan sama bagusnya dalam mengantisipasi tendangan jarak jauh.

DR: Benjamin Pavard (FRA) karena kemampuannya untuk menjadi bek sayap, bisa bertahan maupun menyerang, bahkan ikut mencetak gol ketika melawan Argentina, dan nyaris membuat gol ke gawang Belgia. Cadangannya Toby Alderweireld (BEL) yang juga memiliki kemampuan hampir sama.

DL: Jan Vertonghen (BEL), yang mencetak gol spekulasi dari kepalanya ke gawang Jepang membantu Belgia lolos ke perempat final. Cadangannya Luiz Hernandez (FRA) yang juga mampu berperan sebagai bek sayap yang turun naik membantu serangan maupun bertahan.

CB (2 orang): Duet Umtiti dan Varane (FRA) merupakan yang terbaik di antara keempat tim untuk menjaga pertahanan, dengan cadangan Vida (CRO) dan Stone (ENG) yang mampu mencetak gol disamping menjadi pemain bertahan.

DM (2 orang): Duet Pogba (FRA) dan Modric (CRO) menjadi breaker ideal untuk memecah serangan lawan sekaligus mengatur serangan balik ke jantung pertahanan lawan.Cadangannya Kante (FRA) dan Bozovic (CRO) yang juga bagus dalam meredam serangan lawan sebelum masuk ke jantung pertahanan sendiri.

AM R: Mbappe (FRA) merupakan sayap kanan kreatif yang beberapa kali mengacak-acak pertahanan lawan dengan kemampuan individunya yang mengagumkan. Cadangannya Trippier (ENG) yang juga jago tendangan bebas.

AM L: Hazard (BEL) berjaya mengiris dari sisi kiri untuk mengirim umpan ke jantung pertahanan lawan, selain itu juga mampu memimpin rekan-rekannya bangkit dari ketinggalan. Cadangannya Perisic (CRO) yang mampu membaca peluang untuk melakukan tendangan jarak jauh atau sontekan tajam ke gawang lawan.

AM C: Disini Griezmann (FRA) berkuasa penuh untuk membuka ruang dan mencari celah dari tengah lapangan. Cadangannya De Bruyne yang juga bisa bermain dari sisi kanan, tergantung pola yang dimainkan.

F: Penyerang tunggal tentu disematkan pada Kane (ENG) yang menjadi top skor piala dunia, dengan cadangan Mandzukic (CRO) atau Lukaku (BEL) yang juga memiliki naluri mencetak gol tinggi.

* * * *

Pemain Muda Terbaik dan Pemain Terbaik (Sumber: Vox)
Pemain Muda Terbaik dan Pemain Terbaik (Sumber: Vox)
Pertandingan sudah usai, tiada lagi kacang tersaji di depan mata. Selamat buat Perancis dan Deschamps yang menjadi juara dunia baik sebagai pemain maupun pelatih, selamat juga buat Kroasia yang telah membuka mata dunia bahwa tim menengah pun bisa bertarung hingga partai puncak. Buat pemain, selamat kepada Modric peraih Golden Ball, Kane peraih Golden Boot, Mbappe sebagai Best Young Player, dan Courtois peraih Golden Glove. Terakhir, selamat buat tuan rumah Rusia yang telah berhasil menuntaskan gelaran piala dunia dengan aman tanpa suatu kekurangan apapun. Sampai jumpa di Qatar 2022 mendatang, semoga saya bisa menonton langsung.

Ingat, jangan nonton bola tanpa kacang garuda (angger wae nyak)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun