Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mengenang Piala Dunia 1982 yang Penuh Drama

5 Juli 2018   17:13 Diperbarui: 5 Juli 2018   21:53 2847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rossi Mengangkat Piala Dunia (Sumber: https://fifa.com)

Gelaran piala dunia kali ini memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, penuh dengan kejutan dan drama-drama menarik yang menjadikan turnamen ini lebih atratif dan enak untuk ditonton dibanding tahun-tahun sebelumnya. Namun ternyata ada gelaran yang lebih dramatis terjadi sekitar 36 tahun lalu saat gelaran Piala Dunia 1982 di Spanyol.

Dalam turnamen ini terdapat penambahan peserta dari 16 menjadi 24 negara dengan menggunakan sistem grup baik di babak pertama maupun babak kedua, sesuai dengan penambahan jumlah anggota baru FIFA. Drama sudah dimulai bahkan sebelum turnamen digulirkan.

Timnas Italia memanggil kembali pemain yang baru saja selesai menjalani hukuman skorsing selama tiga tahun, sebelum dikurangi menjadi dua tahun akibat terlibat pengaturan skor liga Italia Seria A dan Serie B, Paolo Rossi. 

Paolo Rossi (Sumber: https://bola.kompas.com)
Paolo Rossi (Sumber: https://bola.kompas.com)
Pemanggilan tersebut mengundang kontroversi karena yang bersangkutan praktis tidak bermain bola selama dua tahun. Enzo Bearzot, sang pelatih timnas sendiri awalnya ragu memanggilnya, tapi karena tidak ada pilihan lain untuk posisi penyerang tengah, apa boleh buat, toh yang bersangkutan pernah membela Italia di Piala Dunia 1978 dan menghasilkan tiga gol, sebuah hasil yang cukup bagus untuk ukuran bertanding di ajang piala dunia.

Klasemen Akhir Grup 1, Italia hanya Menang Selisih Gol (Sumber: wikipedia/fifa.com)
Klasemen Akhir Grup 1, Italia hanya Menang Selisih Gol (Sumber: wikipedia/fifa.com)
Drama Italia belum berakhir ketika di fase grup, Gli Azzuri tak bisa memenangkan satu pertandingan pun dan hanya lolos berkat keunggulan selisih gol atas Kamerun yang memiliki nilai sama. Kritik mulai bermunculan karena menganggap Bearzot menggunakan pemain tak berguna daripada stok lain yang lebih siap. Inilah turnamen paling unik karena calon juara dunia tidak pernah menang di fase grup.

Namun perlahan, kritikan mulai pudar ketika Italia yang tergabung dalam grup neraka di fase kedua bersama Argentina sang juara bertahan dan Brasil bekas juara tiga kali (saat itu) mulai menunjukkan kelasnya. 

Rossi Mencetak Gol ke Gawang Brasil (Sumber: https;//dailymail.co.uk)
Rossi Mencetak Gol ke Gawang Brasil (Sumber: https;//dailymail.co.uk)
Dimulai dari kemenangan 2-1 atas Argentina, Italia berebut satu tempat dengan Brasil yang juga menang atas Argentina dengan skor 3-1. Brasil cukup menahan seri Italia untuk mengambil tiket ke semifinal. Di sinilah Rossi mulai menunjukkan taringnya, tiga gol yang digelontorkan ke gawang Waldir Peres memulangkan tim favorit Brasil lebih cepat karena hanya mampu dibalas oleh sang dokter Socrates dan Falcao, 3-2 untuk Italia. Juara bertahan kandas dan favorit Brasil pulang lebih cepat.

Italia Menggusur Dua Juara Dunia (Sumber: wikipedia/fifa.com)
Italia Menggusur Dua Juara Dunia (Sumber: wikipedia/fifa.com)
Di semifinal Rossi kembali mengamuk menghajar Polandia dua gol tanpa balas, dan di pertandingan final melawan Jerman, Rossi membuka kemenangan Italia yang disusul oleh Tardelli dan Altobelli, diakhiri dengan gol balasan Paul Breitner yang kemudian tercatat sebagai satu dari empat pemain yang mampu mencetak gol di dua final piala dunia, selain Zidane, Pele, dan Vava. Perjudian Bearzot memanggil Rossi tak sia-sia, Italia kembali meraih piala dunia yang ketiga setelah sempat gagal di tahun 1970 melawan Brasil.

Namun drama tidak hanya berhenti di Italia. Jerman Barat dikagetkan oleh penampilan impresif pendatang baru piala dunia Aljazair. Rabah Madjer dan Lakhdar Bellaumi menjadi pahlawan kemenangan Aljazair 2-1 atas Jerman Barat di pertandingan pertama Grup 2. Beruntung pada pertandingan terakhir grup, Aljazair bertanding duluan melawan Chile dengan skor 3-2, sehingga Jerman hanya perlu menang tipis 1-0 atas Austria untuk meloloskan mereka berdua sekaligus menyingkirkan Aljazair.

Suporter Aljazair Mengacungkan Uang (Sumber: https://cnnindonesia.com / AP)
Suporter Aljazair Mengacungkan Uang (Sumber: https://cnnindonesia.com / AP)
Benar saja, keesokan harinya Jerman 'hanya' menang 1-0 atas Austria melalui gol Hrubesch di menit ke-10. Setelah Hrubesch mencetak gol, kedua kesebelasan tampil membosankan seolah tak ada gairah lagi mencetak gol karena dua-duanya sudah sama-sama lolos.

Klasemen Akhir Grup 2, Jerman dan Austria Menang Selisih Gol atas Aljazair (Sumber: wikipedia/fifa.com)
Klasemen Akhir Grup 2, Jerman dan Austria Menang Selisih Gol atas Aljazair (Sumber: wikipedia/fifa.com)
Pendukung Aljazair marah dan mengacungkan uang tanda ada main mata di antara kedua kesebelasan tersebut. Namun karena tidak ada bukti kuat, FIFA pun tidak bisa memberi sanksi kepada mereka. Berpijak dari peristiwa ini, empat tahun kemudian hingga sekarang pertandingan terakhir fase grup dilaksanakan dalam waktu yang sama agar tidak terjadi lagi kasus main mata.

Detik-Detik Battiston Dihajar Schumacher (Sumber: https://bola.net)
Detik-Detik Battiston Dihajar Schumacher (Sumber: https://bola.net)
Kontroversi tidak berhenti sampai di situ. Di semifinal melawan Perancis, kiper Schumacher membuat ulah walau tidak sengaja menabrak Patrick Battiston saat berebut bola sedikit di luar kotak penalti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun