Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Nikmatnya Aroma Mie Awa, Kuliner Mie Khas Makassar

1 Juli 2018   23:00 Diperbarui: 3 Juli 2018   19:37 3522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam itu, saya baru tiba di Makassar dari Jakarta menjelang tengah malam. Hampir semua warung tutup, termasuk coto dan sop konro yang merupakan kuliner khas Makassar. Kawan yang menjemput akhirnya mengajak saya untuk menikmati mie khas Makassar karena hanya warung itulah satu-satunya yang masih buka tengah malam.

Sebagai penggemar berat kuliner, saya tentu penasaran mengingat baru kali ini saya mendengar ada kuliner mie khas Makassar. Kuliner Makassar identik dengan sop konro yang merupakan tulang iga sapi, atau coto Makassar dengan ketupatnya. Tak sampai setengah dari bandara, kami tiba di warung makan mie tersebut.

Warung Mie Awa di Jalan Sulawesi (Dokpri)
Warung Mie Awa di Jalan Sulawesi (Dokpri)
Menurut sejarahnya, mie berasal dari daratan Tiongkok yang menyebar ke seluruh Indonesia melalui para perantau yang akhirnya beranak pinak di negeri ini. Berbagai macam variasi mie tercipta dan menjadi kuliner khas daerah, seperti mie ayam atau mie bakso yang berasal dari Jawa, mie Aceh, mie celor ala Palembang, dan mie kocok asal Bandung.

Di Makassar pun ternyata demikian, Mie Awa berawal dari warung yang didirikan oleh seorang keturunan Tiongkok bernama Angko Chao yang kemudian dilanjutkan oleh keturunannya yang bernama Awa. Pak Awa inilah yang mempopulerkan nama Mie Awa seperti yang saya makan sekarang dan sudah menginjak generasi kedua.

Mie Kering (Dokpri)
Mie Kering (Dokpri)
Dilihat dari penampakannya, mie tersebut seperti merupakan perpaduan antara ifu mie dengan cap cay yang banyak dijual di restoran atau warung Chinese Food di Jawa. Bedanya, penyajiannya dipisah antara mie dengan lauk pauk beserta kuahnya. 

Mienya digoreng sampai kering berwarna kecoklatan disajikan dalam satu piring, sementara mangkok satu lagi berisi kuah kental yang dibuat dari campuran tapioka, jadi agak lengket di tangan, ditambah lauk berupa daun sawi, potongan daging ayam, dan bakso. Kuahnya mirip seperti mie celor dari Palembang.

Kuah Kental dan Lauknya (Dokpri)
Kuah Kental dan Lauknya (Dokpri)
Cara memakannya juga mirip makan ifu mie, isi mangkok berkuah dituangkan ke atas piring yang berisi mie kering, bisa sekaligus atau bertahap, tergantung selera. Rasanya memang rada mirip ifu mie, gurih-gurih sedap dan nikmat serta kuahnya terasa lengket di lidah dan kerongkongan. 

Ukuran porsinya pas buat satu orang, tidak terlalu berlebihan seperti mie akung yang menyisakan banyak mie dan lauknya. Jadi kalau di malam hari kelaparan dan warung lain sudah pada tutup, datang saja ke Mie Awa karena jam bukanya hingga pukul 24.00 malam hari.

Mie Awa Setelah Dicampur (Dokpri)
Mie Awa Setelah Dicampur (Dokpri)
Tak menunggu lama, seporsi Mie Awa sudah tersaji di depan mata. Berhubung sudah lapar berat, tandas sudah satu piring Mie Awa lengkap ke dalam perut dalam sekejap. Perut memang belum terisi penuh setelah terbang dua jam lebih dari Jakarta dan hanya mendapat makan malam di pesawat saja. Selesai makan kami langsung menuju hotel untuk beristirahat sejenak sebelum kembali bertugas esok hari.

Gerobak Kuno yang Sudah Dipakai Sejak Awal Berdiri (Dokpri)
Gerobak Kuno yang Sudah Dipakai Sejak Awal Berdiri (Dokpri)
Buat para penggila kuliner, selagi berdinas atau berwisata ke Makassar, jangan lupa mencicipi kuliner yang satu ini. Apalagi kalau sedang bosan menikmati sop konro atau coto, Mie Awa bisa jadi alternatif pemuas rasa lapar

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun