Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Warung Makan adalah Ujian Puasa Sesungguhnya bagi Siapapun

25 Mei 2018   04:59 Diperbarui: 26 Mei 2018   08:13 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Boleh percaya boleh tidak, warung makan sebenarnya adalah ujian sesungguhnya sekaligus bagi para pemilik, konsumen, maupun umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa. Mengapa demikian? Karena di bulan inilah akan terlihat sejauh mana batas keimanan dan toleransi masing-masing dalam mengarungi bulan puasa ini. Buka atau tutup warung makan menjadi pro kontra karena mungkin masing-masing pihak belum sepenuhnya memahami hakikat puasa sesungguhnya.

Bagi pemilik, warung makan adalah sumber penghidupan. Hidup matinya keluarga bergantung kepada pemasukan dari warung makan tersebut. Kita tidak bisa serta merta mengatakan lebih baik mencari usaha lain, atau buka cuma di malam hari saja, karena persoalannya tidak sesederhana buka tutup warung. Tidak semua pemilik warung yang tidak tutup saat waktu puasa hanya untuk memperkaya diri sendiri semata. Bisa saja dia baru merintis, atau di daerahnya ada kebutuhan sebagian warga yang memang tidak berpuasa.

Saya sangat salut kepada beberapa pemilik warung makan (seperti sebuah warung bakmi di Bandung dan warung soto di Cirebon) yang benar-benar menutup warungnya selama lima minggu dari awal puasa hingga seminggu setelah lebaran. Artinya yang bersangkutan sudah paripurna dengan kehidupannya dan mampu menghidupi para karyawannya selama libur bulan puasa.

Bagi konsumen, warung makan adalah sebuah kebutuhan bila perut lapar. Bila di bulan puasa semua warung makan tutup total, apa jadinya orang yang sedang (maaf) berhalangan puasa, atau orang beragama lain yang juga membutuhkan makan sementara dirinya sendiri tidak mampu atau tidak sempat memasak.

Saya juga sangat salut bila ada konsumen yang tidak berpuasa tapi tidak membeli makan atau minimal tidak makan di warung pada siang hari. Artinya dia benar-benar menghormati orang-orang di sekitarnya yang sedang menjalankan ibadah puasa.

Bagi umat Islam, warung makan adalah tempat yang harus dihindari di bulan puasa terutama di siang hari. Keimanan kita benar-benar diuji, tidak hanya sekedar menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan pandangan dan emosi untuk tidak ngiler atau marah terhadap warung yang buka.

Saya sangat salut bila kita tidak hanya sekedar menahan lapar dan haus, tapi juga bisa menahan diri untuk tidak marah atau emosi melihat warung yang buka di bulan puasa. Justru inilah ladang amal kita yang paling berharga di bulan puasa. Kemampuan menahan diri dengan tetap fokus berpuasa merupakan kunci kesuksesan melaksanakan ibadah puasa.

Bersyukurlah kita hidup di negara mayoritas dimana tidak banyak halangan berarti bagi yang berpuasa. Cobalah berempati dengan saudara-saudara kita yang berpuasa di negara minoritas, sungguh berat ujian yang harus mereka lalui.

Inilah sesungguhnya ujian baik bagi yang berpuasa maupun yang tidak berpuasa serta para pemilik warung. Bila masing-masing pihak mampu menahan diri dan saling menghormati satu sama lain di bulan puasa, niscaya negeri ini aman tenteram damai sentosa selamanya. Jadi sebenarnya tak perlu ada pro kontra warung buka saat bulan puasa. Silakan lihat situasi dan kondisi apakah memang perlu buka atau tidak di siang hari saat bulan puasa. Mari kita belajar saling memahami tanpa harus saling memaksa satu dengan lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun