Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Selamat Jalan Cak Rusdi Mathari

2 Maret 2018   14:08 Diperbarui: 2 Maret 2018   14:08 1323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cak Rusdi di Twitter (Screenshot akun twitter @rusdirusdi)

Hari ini saya cukup kaget membaca status FB sebuah media yang memberitakan Cak Rusdi Mathari telah berpulang pukul 08.30 pagi tadi. Walau saya sudah tahu kalau beliau memang sakit-sakitan akhir-akhir ini, namun tak menyangka juga secepat ini beliau meninggalkan kita selama-lamanya. Agak menyesal saya tak sempat menengok saat beliau sakit, padahal beliau orang yang menyenangkan saat diajak ngobrol dan nangkring. Beliau merupakan jurnalis lepas yang cukup dikenal di kalangan media dan pernah bekerja di salah satu media terkenal.

Berita duka cita di salah satu media (Dok. Screenshot FB pribadi)
Berita duka cita di salah satu media (Dok. Screenshot FB pribadi)
Saya sendiri bertemu beliau pertama kali di dunia maya sebagai sesama penulis lepas di (alm.) Politikana saat ramai-ramainya Pilpres 2009 lalu. Suatu kali saya berhasil kopi darat dengan beliau sekitar tahun 2010-an di sebuah kafe hotel di bilangan Sabang. Beliau memperkenalkan diri sebagai jurnalis lepas setelah tidak lagi bekerja di sebuah media ternama tanah air. Rupanya beliau tertarik ketemu saya karena tulisan saya cukup nyeleneh mengenai dunia pemerintahan, karena sebagian besar abdi negara tidak berani bersuara kala itu. Sayapun memperkenalkan diri sebagai pegawai di sebuah instansi pemerintah, dan cukup surprise beliau bersedia ketemu saya yang notabene berseberangan ideologi.

Beliau bercerita banyak hal terutama di balik layar persoalan politik saat itu menjelang pilpres. Saya sendiri sudah tidak terlalu ingat detail cerita beliau, namun satu hal yang paling saya ingat adalah beliau bisa membuka 2-3 laptop sekaligus saat menulis. Saya agak kaget, ngapain buka laptop sebanyak itu hanya untuk menulis? Beliau kemudian menjelaskan bahwa satu untuk mencari referensi, satu untuk mengetik, dan satu lagi (opsional) bila ketemu ide-ide lain di luar bahan yang sedang dikerjakan. Oooo, pantesan beliau cukup produktif menulis karena didukung perangkat yang canggih dan cara kerja yang tak terpikirkan oleh saya.

Sayangnya, beliau belum bisa meninggalkan kebiasaan buruknya begadang dan ngopi serta ngombe, yang mungkin berpengaruh terhadap kesehatannya akhir-akhir ini. Namun satu hal yang melekat hingga saat ini adalah konsistensinya untuk menyampaikan kebenaran, dengan resiko harus merelakan kehilangan pekerjaan tetap dan berhadapan dengan aparat hukum. Walau sebagian orang meragukannya, namun saya tetap yakin akan konsistensinya.

Screenshot twitter terakhir saya dengan beliau (Dokpri: screenshot twitter)
Screenshot twitter terakhir saya dengan beliau (Dokpri: screenshot twitter)
Terakhir kami berkabar di twitter saat ulang tahunnya tanggal 12 Oktober 2016 setelah pertemuan pertama dan terakhir tersebut. Beliau rupanya masih ingat dan tetap mem-follow akun saya biarpun lama tak ketemu. Biarpun hanya sekali berjumpa di darat, namun saya tetap terkesan dengan caranya bertutur yang blak-blakan dan tanpa tedeng aling-aling. Beliau sendiri punya akun di Kompasiana, namun terakhir kali menulis sekitar enam tahun lalu.

Selamat jalan Cak Rusdi, semoga amal baikmu diterima di sisi-Nya dan diampuni segala dosa. Semoga engkau nyaman di tempat barumu yang kekal abadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun