Mohon tunggu...
diyah novita
diyah novita Mohon Tunggu... Guru - pelajar

Nama : Diah Ayu Novita Sari Tempat Tanggal Lahir : Pati 26 Oktober 1999 Alamat : Ds, Waturoyo Rt 02 Rw 01 Kec. Margoyoso Kab. Pati

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Prinsip-prinsip dalam Bermoderasi Beragama

14 Desember 2020   08:10 Diperbarui: 14 Desember 2020   08:13 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Prinsip-Prinsip dalam Bermoderasi Beragama

Dewasa ini kata moderasi beragama sering sekali kita dengar, apalagi mengikuti perkembangan zaman yang sangat pesat ,atau dapat juga kita sebut dengan zaman digital dimana semua yang kita lakukan  bersangkutan langsung dengan mesin maupun digital dari mulai yang paling sederhana hingga yang paling sulit dan kompleks . dalam perkembangan zaman yang serba canggih tentu membuat banyak perbedaan  yang di mulai dari  perbedaan pendapat, perbedaan idoelogi, perbedaan cara pendang, cara berfikir  hingga perbedaan aliran. Sejatinya perbedaan ini akan menambah warna dalam kehidupan bermasyarakat, apabila kita bisa menyikapinya dengan saling menghargai, menghormati dan bersikap moderat. Bersikap  moderat adalah bersikap yang tidak ekstrim kanan dan ekstrim kiri atau bisa di sebut dengan sikap tengah-tengzah, yang artinya sikap yang dapat mengkoordinir pandangannya, pandangan atau pendapat orang lain dan tidak memihak ke satu sisi atau bersikap netral, sikap moderat ini cenderung ke toleransi.  

Dalam aspek agama sikap moderat biasa di sebut masyarakat namun juga harus diaktualisasikan dalam bentuk keterlibatan aktif dalam kenyataan dengan moderasi beragama, yakni  sebuah jalan tengah di tengah keberagaman agama, dengan moderasi beragama berarti kita tidak saling menegasikan antara agama dan kearifan local, tidak saling mempertentangkan namun mencari penyelesaiannya dengan cara toleran. Dalam bermoderasi beragama kita harus  bersikap Inklusif, menurut Shihab konsep islam  inklusif  adalah tidak hanya pengakuan saja dalam kemajemukan tersebut. Pendapat ini di dasari dari keyakinan  pemahaman bahwa semua agama membawa ajaran keselamatan. Jadi dapat disimpulkan moderasi beragama sangat erat kaitanyya dengan menjaga kebersamaan dan keberagaman dengan menerapkan sifat tenggang rasa. Sebuah  warisan leluhur  mengajarkan kita untuk saling menghormati, menghargai dan memahami sesuatu yang berbeda dengan kita.

Dalam Al-Qur,an sendiri  moderasi beragama banyak di singgung di dalamnya salah satunya adalah terdapat  dalam surat Al-Baqoroh ayat { 2 } ayat 143 : " dan demikian  ( pula ) kami telah menjadikan kamu ( umat islam ), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas ( perbuatan ) manusia dan agar Rasul ( Muhammad ) menjadi saksi atas ( perbuatan ) kamu."  Dalam ayat ini sudah dikatakan kita sebagai manusia diciptakan untuk menjadi adil, adil yang artinya harus bersifat tengah-tengah atau wasathiyah. Al-Washatiyyah dalam bahasa arab berasal dari kata Washatt yang artinya tengah-tengah, baik, adil, atau bagian tengah dari kedua ujung sesuatu.

Moderasi beragama mempunyai konsep yang berkaitan dengan cara seorang muslim dengan orang lain dan juga cara mereka bela non-Muslim. Dalam prinsipnya moderasi beragama menerapkan tiga prinsip yang berdasarkan dalam filsafat, yakni, 

Sifat keanegaraman 

Dalam Al-Qur,an menyakatkan bahwa, " Dan diantara tanda-tanda kekuasaanya adalah penciptaan langur dan bumi dan berlainan-berlainan bahasamu, dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian benar-benar terdapt tanda-tanda bagi orang yang melihat". ( QS. Ar Rumm [30]: 22 ). Dalam ayat ini sudah jelas bahwa Allah menciptakan mahluknya dalam perbedaan, berbeda suku, ras, budaya, bahasa, warna kulit, dll.  Jadi kita di perinthkan Allah untuk saling berhubungan dalam keanegaraman dan perbedaan ini dengan cara saling menghargai dan menghormati antar satu orang dengan orang lain.  

Taaruf ( saling mengenal ) 

Dari prinsip yang pertama maka timbul pertanyaan, apa tujuan dari perbedaan itu, maka dalam hal ini Al-Qur,an menjawabnya dengan ayat yang terdapat dalam surah Al-Hujurat [ 49]: 13, yakni " Hai manusia sebenarnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-bersuku kamu saling kenal dan mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu adalah orang yang paling taqwa di antara kamu, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."  Dalam surat ini menyajikan tentang peraturan, pemberi moral yang melindungi masyarakat, dimulai darui etika dan aturan yang melindungio komunitas muslim dari gossip, perselisihan, penyakit social, dll. 

Keadilan dalam berurusan dengan orang lain. 

Kita ketahui bahwa Allah adalah dzat yang maha adil, maka dari itu kita sebagai makhluknya harus bersifat adil dalam berurusan dengan sesame manusia.  Adil artinya tidak boleh memihak di satu sisi, seperti yang di firmankan Allah dalam Al-Qur,an adalah sebagai berikut " Hai orang0orang yang beriman aknlah kamu menjadi orang-orang yang menegakkan kebenaran karena Allah, menjdai saksi dengan adil. Dan janganlah kamu sekali-sekali membenci terhadap suatu kaum, menodorong kamu untuk tidak adil. Berlaku adilah, karena adil itu lebih dekat dengan taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan." ( QS. Al-Maidah [ 5 ]: 8 ) 

 ( Diah Ayu Novita Sari, dari kkn mdr madukafa ipmafa) 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun