Mohon tunggu...
Diyah Ulan Ningrum
Diyah Ulan Ningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Hobi saya adalah menulis, baik menulis artikel ataupun semacamnya. Saya memang orang yang dikategorikan sebagai pemikir. Oleh sebab itu, saya ingin sedikit berbagi bacaan kepada teman-teman semua.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Learning Process dan Personalitas Watak Anak Terkait Kasus Viral Bullying

15 September 2022   15:26 Diperbarui: 15 September 2022   15:31 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selama ini, mayoritas pelaksanaan pendidikan itu hanya berorientasi pada aspek kognitif saja (kecerdasan intelektual) anak didik, sehingga kecerdasan emosional anak didik tersebut tidak berkembang dengan semestinya. 

Hal inilah yang nantinya berimplikasi pada degradasi moral dan sikap anak tersebut. Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang dalam mengelola emosi yang dimiliki yang dapat mengarahkan mereka untuk bersikap serta berperilaku yang tepat sesuai dengan keadaan-keadaan tertentu. 

Kecerdasan yang berkaitan dengan emosional seseorang itu sangatlah penting untuk dipupuk dan dikembangkan sejak dini. Mengapa? Karena pada masa-masa seorang anak diusia tersebut, merupakan kesempatan dimana karakter anak itu muncul dan akar dasar dari emosi itu mudah untuk dibentuk.

Dengan adanya kecerdasan emosional yang ditanamkan sejak dulu, mereka akan belajar memahami keadaan, baik memahami diri sendiri, memahami orang lain ataupun memahami lingkungan mereka. Kaitannya dengan proses belajar dari yang tidak tahu menjadi tahu, tentu adanya sesuatu yang dinamakan tantangan dalam belajar. 

Tantangan itu terdapat berbagai macam, tergantung dari diri dan lingkungan mereka. Nah, ketika membahas mengenai perkembangan psikologi yang berisi tentang sikap dan emosional seseorang serta proses belajar dan tantangannya, hal ini berkaitan dengan kasus yang sempat beredar beberapa pekan lalu mengenai tewasnya santri di salah satu pesantren di Indonesia akibat dari tindakan bullying. Bullying dapat diartikan dalam tiga karakteristik. 

Pertama, dilakukan atas dasar disengaja atau untuk menyakiti hati orang yang dibuly, kedua yang dilakukan berulang-ulang dan yang ketiga dilakukan arena dasar perasaan iri terutama dalam hal perbedaan kekuasaan.

Tidakan seperti itu merupakan suatu karakter yang muncul dari dalam diri seseorang, kemudian tercurahkan dalam bentuk celaan atau bahkan tindakaan. Sikap itu terkadang muncul karena memang pendidikan dan pengajaraan yang diberikan oleh orang tua kurang efektif. Dapat juga karena seorang anak yang memang terlalu dinomorsatukan atau dalam artian dimanja. 

Nah, jika dikaitkan dengan materi sebelumnya maka dalam hal ini tantangan dalam belajar yang terjadi di lembaga pendidikan tersebut berupa tantangan sosial dan lingkungan fisik.

Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa perkembangan psikologi seseorang itu berkaitan dengan sikap dan perilaku mereka sendiri. Jika perkembangan psikologi mereka baik,  maka proses belajar dan berfikir  itu akan mudah dilakukan. 

Belajar dengan berpacuan akal dan pikiran itu penting, karena dengan begitu mereka akan dapat menentukan mana hal yang baik dan patut untuk dijadikan pemahaman pengalaman serta mana hal yang tidak patut untuk dijadikan contoh.

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun