"Mbak, jangan marah-marah. Nanti cepat tua loh."
"Tua itu pasti, kenapa mesti ditakutin."
"Sudahlah Mbak. Boleh ya, aku berteman denganmu. Aku tak sejahat itu. Aku sayang pada mereka makanya aku nggak jadi mesum ama mereka."
"Ya Allah Ya Tuhanku. Kamu tahu?"
"Apa?"
"Semua jawaban atas pertanyaanmu itu ada dalam dirimu sendiri. Kenapa tanya aku? Aku kan baru kenal kamu. Jadi aku tidak tahu, siapa kamu sesungguhnya. Tapi kalau teman yang satu kampus dan menjadi korbanmu itu, aku tahu siapa dia waktu di kampus dulu. Memoriku tentanganya dia memiliki record yang sangat baik, walaupun aku tidak terlalu dekat. Dia bernama Tantiana, seorang gadis manis, pintar, dan tidak neko-neko. Tapi siapa sangka, akhirnya jatuh bertekuk lutut dalam pelukanmu."
"Mbak ... tapi aku tidak sempat zina dengannya."
"Tapi kamu sudah sampai chek-in hotel, kan?"
"Mbak kok tanya, gitu, sih?"
"Dasar kamu ya? Untung aku bukan siapa-siapanya kamu. Jadi tidak merasa dirugikan."
"Tapi beneran aku nggak sampai zina."