"Astaghfirullahal Adziim."
"Mbak jangan marah. Dengarkan dulu penjelasanku."
"So, niat kamu dari awal berteman denganku itu apa? Katakan!"
"Pada awalnya sih, mau membidikmu Mbak. Tapi Mbaknya kayaknya berbeda, tidak seperti mereka yang lain."
Telepon kututup secara sepihak. Lalu, aku biarkan tangan ini, auto memblock whatsaap. Entahlah, merasa geli, kesel, dan mau muntah. Tapi ternyata dia menghubungi aku lagi lewat mesenger.
[Mbak, buka dong whatsappnya. Dengarkan dulu penjelasanku]
[Apa lagi maumu?]
[Aku tulus Mbak]
[Niat yang tidak baik, akan tetap tercatat sebagai amal yang tidak baik, kecuali kamu merubahnya]
[Mbak aku boleh jujurkah, sebagai bukti aku ini tulus padamu Mbak]
[Nggak tahulah. Tunggu saja dua hari lagi. Sudah lima hari aku block kamu]