Mohon tunggu...
Diyah Kalyna
Diyah Kalyna Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis itu berbicara kepada alam. Menceritakan keindahannya dan mengungkapkan rahasianya. Aku, kamu, menjadi kita.

Berasal dari Blitar, Jatim, pendidikan S1 di kota Solo, Jateng, dan sekarang domisili di Negara Brunei Darussalam. Sejak tahun 2015 bergabung dalam mediasi dan penanganan masalah tenaga kerja.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menggapai Serpihan Asa

23 September 2019   22:38 Diperbarui: 23 September 2019   22:50 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


**

Tenggelam dalam pekatnya malam. Aku menghitung bintang, hingga masuk ke peraduan.

Pengembaraan hari ini, dalam memeriahkan dunia, telah berakhir. Sudah saatnya tubuh, menerima hak, menikmati malam yang panjang.

Meskipun pulang tanpa beban. Serpihan asa yang tersisa, masih tersimpan rapi dalam sanubari.

Takkan dibuang, juga takkan disia-siakan. Karena asa bukan datang tiba-tiba. Hadirnya unik, melalui proses seleksi alam.

Tuhan, jika ditakdirkan nyawa ini masil lama menemani raga. Izinkanlah titian lurus terukir, dalam setiap hembusan napas. Agar serpihan asa yang tersisa, tergapai dalam genggaman.

Tuhan, menerokai alam-Mu dengan niat hanya karena-Mu. Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

**
Bandar Seri Begawan, 23 September 2019

Diyah Kalyna

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun