Mohon tunggu...
Diyah Kalyna
Diyah Kalyna Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis itu berbicara kepada alam. Menceritakan keindahannya dan mengungkapkan rahasianya. Aku, kamu, menjadi kita.

Berasal dari Blitar, Jatim, pendidikan S1 di kota Solo, Jateng, dan sekarang domisili di Negara Brunei Darussalam. Sejak tahun 2015 bergabung dalam mediasi dan penanganan masalah tenaga kerja.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Jangan Lepaskan Genggamanku Part 4

15 September 2019   10:29 Diperbarui: 9 November 2019   08:29 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Terdengar suara adzan dari masjid Bandar Seri Begawan. Aku meminta izin kepada pihak polis untuk menunaikan sholat Ashar. Meninggalkan parkiran kantor polisi, menuju masjid megah yang letaknya tidak terlalu jauh. Hanya memerlukan waktu lima menit, mobilku sudah terparkir di depan masjid Omar Ali Saifuddin, masjid yang menjadi kebanggaan warga setempat.

Masjid Omar Ali Saifuddin adalah salah satu masjid yang paling mengagumkan di Asia Pasifik. Masjid ini menjadi landmark dan tujuan wisata paling utama yang ditawarkan oleh negara ini.  

Gaya arsitek perpaduan antara Itali dan Mughal telah menjadikan masjid ini, wajib dikunjungi. Karena keindahan dan kemegahannya bisa disaksikan setiap mata yang memandang. Salah satunya aku, saat memandang kubahnya yang berkilauan dengan lapisan emas murni.

Setelah empat rokaat selesai, dilanjutkan dengan dzikir sebentar, ucapan tasbih, tahmid, dan takbir akhirnya ditutup dengan doa pendek. Memohon agar dipermudahkan segala urusan yang cukup berat yang harus diselesaikan hari ini.

Sebelum meninggalkan masjid, aku berpose sebentar di depan masjid untuk selfi. Tak berapa lama, terdengar bunyi pesan masuk di ponsel.

'Cantiknya istriku saat selfi, jangan lupa janjimu malam ini, untuk ngopi bareng pangeranmu'

Aku mengulum senyum, meskipun tubuhku sudah memutar empat penjuru di sekeliling, tidak menemukan sosok Adam. Kemudian dia mengirimkan fotoku yang sedang asik selfi.  Aku mengabaikan sosoknya entah berada di mana.

Aku berdamai dengan hati. Ketenangan yang diraih beberapa menit lalu, masih bersemayam di hati. Hingga tangan tergerak menuliskan pesan balasan.

'Insyaallah, aku akan datang'

'Sudah booking di meja nomer 2, ya'


'Terima kasih, Mas'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun