"Nah, itu tahu. beliau itu seorang sosok yang sangat dihormati oleh ilmuwan dunia khususnya di bidang penerbangan. Lalu, apalagi yang kamu tahu tentang sosoknya?"
"Selain dikenal sebagai orang paling cerdas di antara ahli penerbangan, beliau juga merupakan mantan Presiden Republik Indonesia yang ke-3."
"Benar. Itupun kamu juga sudah tahu. Jadi apalagi? Sudahkah kamu berani membebaskan diri dari jajahan zona minder?"
"Iya, Kak. Benar. Cakep itu relatif. Menjadi hebat dan terkenal itu bukan karena fisik. Tapi dibuktikan denga hasil karya."
"Terus?"
"Terima kasih, Kak. Insyaallah aku juga akan belajar dari hal ini. Mulai sekarang mau belajar membebaskan diri dari zona minder, dan insyaallah di masa depan akan kubuktikan denga terus berkarya."
"Sama-sama. Saya dari kecil juga menjadikan pak Habibie itu sebagai inspirasiku. Mau tahu ceritanya?"
"Mau dong, Kak."
**
20 tahun yang lalu, aku hanya seorang gadis dekil di kampung. Gadis miskin dan bukan keturunan priyayi. Kedua orang tuaku hanya seorang petani, yang mempunyai penghasilan pas-pasan saja. Hanya cukup makan dan keperluan sehari-hari.
"Kenapa Dek, menangis?" Kakakku memelukku dari belakang.