Mohon tunggu...
Diyah Kalyna
Diyah Kalyna Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis itu berbicara kepada alam. Menceritakan keindahannya dan mengungkapkan rahasianya. Aku, kamu, menjadi kita.

Berasal dari Blitar, Jatim, pendidikan S1 di kota Solo, Jateng, dan sekarang domisili di Negara Brunei Darussalam. Sejak tahun 2015 bergabung dalam mediasi dan penanganan masalah tenaga kerja.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Mata Hati Melihat

21 Agustus 2019   14:11 Diperbarui: 21 Agustus 2019   14:21 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

**

Jika akhirnya
Mata hati yang melihat
Aku bisa apa?

Membutakan matapun
Sungguh sia-sia belaka
Karena hati tidak bisa di bohongi

Jatuh
Dan terbangun lagi
Untuk yang kesekian kali

Ahh,
Mengapa harus mengutip
Serpihan kepiluan
Yang berserakan
Di lantai kesedihan?

Masihkah dapat,
Serpihan itu
Di satukan dalam napas yang sama?

Ataukah
Hancur berderai
Lalu,
Tertiup angin
Ketika sang pemilik serpihan
Menghilang dari pandangan?
**

BSB, 21082019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun