Genukharjo, 4 Februari 2025 --- Upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Desa Genukharjo mendapat angin segar dengan diluncurkannya program les bahasa Inggris khusus untuk anak-anak SD hingga SMP. Program ini diinisiasi oleh Divasya Permata Vindra, mahasiswa KKN Tim I 2025 dari Jurusan Sastra Inggris. Kegiatan ini resmi dimulai pada 22 Januari 2025 dan akan berlangsung hingga 7 Februari 2025, bertujuan untuk menjawab kebutuhan akan pendidikan tambahan di bidang bahasa Inggris yang selama ini kurang tersedia di desa tersebut.
Kurangnya akses terhadap bimbingan belajar di luar sekolah formal menjadi salah satu alasan utama pelaksanaan program ini. Anak-anak di Desa Genukharjo menghadapi tantangan dalam memahami pelajaran bahasa Inggris di sekolah, terutama karena terbatasnya kesempatan untuk berlatih secara langsung di luar kelas. Hal ini berdampak pada rendahnya minat dan kepercayaan diri mereka dalam menggunakan bahasa Inggris, yang sebenarnya merupakan keterampilan penting di era globalisasi saat ini.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan minat belajar bahasa Inggris sejak dini. Dengan pendekatan yang interaktif dan menyenangkan, anak-anak akan lebih mudah memahami konsep dasar bahasa Inggris, mulai dari kosakata, pengucapan, hingga percakapan sederhana. Program ini tidak hanya difokuskan pada peningkatan kemampuan akademik, tetapi juga bertujuan untuk membangun rasa percaya diri anak-anak dalam menggunakan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari.
Pelaksanaan program ini berlangsung di balai desa dan beberapa ruang kelas yang telah disediakan. Setiap sesi diikuti oleh puluhan anak dengan antusiasme yang tinggi. Materi yang diajarkan dirancang secara kreatif untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan minat anak-anak, seperti permainan edukatif, latihan percakapan, serta mendengarkan lagu berbahasa Inggris. Suasana belajar yang santai namun tetap terarah membuat anak-anak merasa nyaman dan tertarik untuk terus mengikuti sesi demi sesi.
Antusiasme para peserta terlihat jelas sejak hari pertama. Banyak anak yang sebelumnya merasa kesulitan memahami bahasa Inggris kini mulai menunjukkan sedikit perkembangan. Namun dikarenakan periode KKN hanya dilaksanakan selama 1 bulan, hasil yang signifikan tidak langsung terlihat.
Dukungan dari masyarakat setempat juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan program ini. Para orang tua merasa senang karena anak-anak mereka mendapatkan tambahan pelajaran yang bermanfaat, sementara para guru di sekolah dasar setempat turut memberikan apresiasi atas inisiatif ini. Kepala Desa Genukharjo bahkan berharap agar program seperti ini bisa menjadi contoh untuk kegiatan serupa di masa depan, mengingat manfaatnya yang dirasakan langsung oleh anak-anak di desa.
Namun, program ini tidak lepas dari tantangan. Keterbatasan fasilitas belajar dan perbedaan tingkat kemampuan dasar bahasa Inggris di antara para peserta menjadi salah satu kendala yang dihadapi. Meski begitu, Divasya dan tim KKN Undip berhasil mengatasinya dengan pendekatan yang fleksibel dan inovatif. Mereka menggunakan berbagai media belajar sederhana yang mudah diakses, serta menyesuaikan metode pengajaran agar sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak.
Tak hanya itu, metode belajar yang digunakan pun juga melibatkan pembelajaran interaktif dimana anak-anak dapat mempelajari bahasa Inggris dengan rasa senang tanpa harus merasa terbebani. Seperti dengan cara permainan asah otak BINGO dimana anak-anak akan dibagi menjadi dua tim dan harus menebak kosakata bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia dari kata-kata yang telah dipilih secara acak.
Seiring berjalannya waktu, program ini menunjukkan hasil yang positif. Anak-anak tidak hanya mengalami peningkatan kemampuan berbahasa Inggris, tetapi juga menunjukkan perubahan dalam sikap belajar mereka. Mereka menjadi lebih bersemangat, lebih percaya diri, dan memiliki rasa ingin tahu yang lebih besar terhadap bahasa Inggris. Hal ini menjadi bukti bahwa akses terhadap pendidikan tambahan yang berkualitas, meskipun sederhana, dapat memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan anak-anak di desa.
Tim KKN Undip berharap bahwa program ini tidak hanya berhenti sampai di sini. Ia memiliki harapan besar agar kegiatan belajar bahasa Inggris dapat terus berlanjut, baik melalui dukungan dari pemerintah desa, sekolah, maupun inisiatif dari masyarakat setempat. Hal dikarenakan investasi dalam pendidikan anak-anak adalah langkah penting untuk masa depan yang lebih cerah.Â