Diva Nurizza
Tahukah kamu bahwa dalam sebuah kalimat bisa saja terjadi ketidaksesuaian antara semantik dengan sintaksisnya? Seperti yang kita ketahui bahwa dalam linguistik terdapat tataran sintaksis dan tataran semantik.Â
Tidak benar bahwa unsur gramatikal mutlak terpisah dari unsur leksikal. Untuk dapat menyusun kalimat yang dapat dimengerti oleh lawan bicara tidak cukup hanya dengan menggabungkan beberapa kata dengan kaidah-kaidah gramatikal semata. Tiap kata menyarankan dngan kata mana dapat bergabung menjadi satu kalimat yang dapat dipahami pihak peserta pembicaraan melalui penangkapan makna yang terkandung di dalamnya, baik makna kata, frasa, klausa, maupun kalimatnya.
Ketidaksesuaian semantik dengan sintaksis sering kita temui di berbagai kalimat, bukan hanya ketidaksesuaian karena masalah gramatikalnya saja, namun ketidak sesuaian ini juga dapat terjadi karena komponen maknanya tidak mengisi komponen makna pada kata yang bersesuaian atau pada kata selanjutnya.Â
Hal ini terjadi pada kalimat "Masyarakat di kota besar saat ini memiliki segudang aktivitas sehingga untuk sekedar memasak dirumah sangat sulit."
Kalimat tersebut tidak berterima, bukan karena kesalah gramatikal maupun informasi, melainkan karena kesalahan semantik. Kesalahan itu berupa tidak adanya persesuaian semantik di antara konstituen-konstituen yang membangun kalimat itu. Frase "segudang aktivitas" pada kalimat tersebut tidak berterima karena kata segudang memiliki komponen makna /+satuan wadah/, /+penyimpanan/, dan /+terhitung/; padahal kata aktivitas  berkomponen makna /+kegiatan/, /-berbentuk/, dan /-terhitung/.Â
Jadi, mana mungkin menempatkan kegiatan yang tak kasat mata bentuknya pada wadah untuk satuan benda yang terhitung. Jika mengabaikan tataran semantik pasti yang muncul di benak kita aktivitas merupakan benda yang menumpuk dan tersimpan di dalam sebuah gudang, padahal jika tataran semantiknya tidak kita abaikan segudang aktivitas mengandung arti aktivitas yang banyak, kata segudang merupakan kiasan untuk istilah banyak yang melekat pada kata aktivitas.Â
Bukankah lebih baik kita menggunakan frasa aktivitas yang banyak untuk mengganti frasa segudang aktivitas? Selain untuk melengkapi kaidah pembentukan frasanya, hal ini pun bertujuan agar tidak timbulnya makna ganda terhadap frasa tersebut.
Daftar Pustaka
Chaer. Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Hlm. 325
kompasiana.com/helenastefani9994