Mohon tunggu...
Diva AzzahraSalsabila
Diva AzzahraSalsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

hai.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Identitas Gender?

13 Oktober 2021   21:52 Diperbarui: 13 Oktober 2021   22:16 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada dasarnya identitas gender merupakan suatu keadaan yang berdasarkan keyakinan dirinya ntah itu sebagai perempuan atau laki -- laki. Identitas tersebut akan membuat seseorang dapat memiliki keyakinan bahwa dia telah memiliki gender yang sesuai dengan identitas biologisnya. 

Disaat mereka mengetahui identitas biologisnya maka mereka akan meyakini gender pada dirinya sendiri ntah sebagai laki -- laki atau perempuan. 

Itu semua dapat dilihat dari pembawaan fisiknya dan juga tingkah lakunya sesuai dengan identitas yang sebagaimana seharusnya mereka miliki. 

Sejak kecil anak lebih baik diajarkan dan juga ditanamkan mengenai nilai -- nilai, norma -- norma, tuntutan, batasan, dan berbagai hal mengenai jenis kelamin yang ia miliki. Dan latihlah anak sesuai dengan tingkah laku yang semestinya sesuai dengan jenis kelamin yang anak miliki.

Lebih baik memberikan Pendidikan mengenai gender kepada mereka sejak anak -- anak. Karena di masa anak -- anak mereka lebih mudah dalam menyerap apapun yang telah di ajarkan. Agar Pendidikan mengenai gender dapat tertanam pada dirinya hingga si anak dewasa. 

Untuk saat ini UNICEF telah meriliskan suatu pandua yang berupa penerapan Pendidikan gender sesuai usia yang dimiliki anak. Didalamnya kita dapat mengetahui apa sih yang harus diajarkan pada anak seusia mereka. 

Seperti anak yang berusia 4 -- 5 tahun dapat di ajarakan dengan mengenalkan alat vital yang dimilikinya dan juga hanya siapa saja yang boleh disentuh. Agar anak dapat mengetahui bagaimana cara menjaga diri dan juga dijauhkan dari perilaku yang tidak semestinya di dapatkan. Hal seperti ini berguna untuk memahami suatu perbedaan itu hal yang normal.

Pada anak yang memiliki usia lima tahun ke atas dapat kita ajak bermain dengan memainkan permainan yang dapat melatih dan juga menyeimbangkan motorik kasar, halus, emosi dan juga psikomotoriknya. 

Selama permainan berlangsung jangan membedakan antara mainan perempuan dan mainan laki -- laki namun ajaklah anak untuk tetap fokus pada pesan apa yang terkandung dalam suatu permainan yang anak mainkan. 

Ketika kita menginginkan anak laki -- laki  kita memiliki kepribadian yang kuat janganlah berkata " anak laki -- laki kok nangis" cukup berikan pelukan kepada mereka agar mereka merasa tenang dan juga agar anak memahami bahwa semua itu baik -- baik saja.

Sedangkan untuk anak perempuan sendiri jangan pernah memberi batasan namun berikanlah ruang agar mereka dapat melakukan aktivitas yang berkaitan dengan fisiknya. Anak permepuan tidak harus selalu bermain dengan boneka, masak -- masakan, dan lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun