Mohon tunggu...
Ditta Widya Utami
Ditta Widya Utami Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan Pembelajar

A mom, blogger, and teacher || Penulis buku Lelaki di Ladang Tebu (2020) ||

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Senior Belajar pada Junior

10 Agustus 2022   21:16 Diperbarui: 10 Agustus 2022   21:37 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah Penulis dari Canva

Saat ini, kita bisa belajar dari siapa saja dan dimana saja. Namun, ketika kita dihadapkan pada situasi dimana kita harus belajar pada yang lebih muda, apakah kita sanggup melaksanakannya? Atau ... masih ada gengsi dalam diri kita sehingga muncul pemikiran "saya sudah tahu" ketika sosok yang lebih muda sedang berbagi pada kita.

Pengalaman hidup sebagai Pengajar Praktik Pendidikan Guru Penggerak (PP PGP) menyadarkan saya bahwa salah satu tantangan yang dihadapi oleh para Calon Guru Penggerak (CGP) adalah ketika mengajak para guru senior untuk sama-sama belajar.

Responnya beragam. Ada yang menunjukkan respon positif dengan semangat belajar bersama CGP, namun ada juga satu dua yang super sibuk sehingga belum bisa ikut serta dalam pengimbasan. Lainnya ada yang mendukung namun belum mau terjun ke aksi nyata, dan tentu saja ada sebagian kecil yang menolak belajar bersama.

Di PGP, sekat jenjang mengajar ditiadakan. Setiap guru (terlepas dari jenjang TK hingga SMA) yang mendaftar di PGP, statusnya sama: pembelajar. Hal ini dikarenakan fokus PGP bukan pada ranah profesional sebagaimana program Pendidikan Profesi Guru (PPG).

Pada PPG, guru dikelompokkan sesuai mata pelajaran adalah hal yang wajar karena keilmuan guru terkait mapel yang diampu akan dikembangkan dan ditingkatkan. Berbeda halnya dengan PGP yang lebih mengembangkan kepemimpinan, sosial dan emosional para guru.

Be Open Minded

Pengalaman. Hal tersebut bisa menjadi salah satu alasan bagi seseorang untuk bersikap tertutup. Merasa diri lebih tahu, lebih banyak pengalaman, sehingga enggan menerima masukan maupun saran terutama dari yang usianya lebih muda.

Padahal open minded atau berpikir terbuka adalah salah satu kunci sukses dalam belajar. Ibarat mengisi gelas. Bila gelasnya sudah penuh, apalagi ditutup, air dari teko yang diibaratkan ilmu tentu saja tak kan bisa ditambahkan lagi ke gelas. Berbeda halnya ketika gelasnya "dikosongkan" terlebih dahulu dan tutupnya dibuka, maka air akan dengan mudah masuk ke dalam gelas.

Ketika Senior Mau Belajar pada yang Lebih Muda

Ketika para senior mau belajar bersama guru-guru muda, maka yang muda yang harus lebih sadar diri. Bisa jadi, keilmuwan guru senior jauh melampaui kita namun beliau-beliau melapangkan hatinya untuk mendengarkan kita, memberi kesempatan pada kita untuk berkembang, menjadi partner belajar yang bisa melejitkan potensi kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun