Mohon tunggu...
Didik Purwanto
Didik Purwanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Tech Buzz Socialist

Menyukai hal-hal berbau keuangan, bisnis, teknologi, dan traveling. Tulisan bisa dilihat di https://www.didikpurwanto.com dan https://www.ranselio.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

"Menjual" Danau Toba ala Korea

26 September 2021   23:31 Diperbarui: 26 September 2021   23:39 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Menurut penuturan Sergey Zakharov, produser eksekutif film Rusia tersebut, mereka mengambil lokasi syuting di Bali karena warga Rusia menganggap Bali memiliki nuansa spiritual magis. Apalagi keramahan dan kehangatan warga Bali yang sangat melekat di hati masyarakat Rusia.

Nah, tugas besar lagi bagi Kemenparekraf untuk menggali nilai emosional destinasi wisata untuk ditunjukkan kepada dunia. Undang sineas untuk riset ke Sumatera Utara dan menggali potensi yang bisa diangkat ke masyarakat dunia.

Jangan persulit izin mereka untuk syuting di Danau Toba. Kalau perlu, dukung mereka, entah dengan moral dan finansial agar membuat karya sebagus dan sebanyak mungkin.

Ajak diskusi para duta besar di seluruh negara potensial untuk menggali nilai emosional yang bisa "dijual" ke wisatawan. Kalau perlu undang duta besar negara sahabat atau orang-orang penting lainnya untuk MICE di Indonesia Aja. MICE di sini berarti meeting, incentive, convention, and exhibition.

Indonesia memiliki segudang cerita rakyat atau cerita fiksi yang bisa diangkat ke layar kaca. Hanya butuh kemauan dan promosi saja.

Bidadari Cantik Yang Jadi Toilet Raksasa

Danau Toba sudah diproklamirkan sebagai destinasi super prioritas. Namun destinasi itu masih menyisakan masalah yang belum tuntas.

Media asing malah memberitakan kasus ini dengan jelas. Wisatawan asing yang biasanya akan menyambangi destinasi wisata, tentu akan lepas.

Jika tak sesuai nilai emosional tadi, bisa jadi wisatawan batal mengunjungi. Sia-sialah gelontoran dana promosi.

Misalnya Deutsche Welle (DW), media asal Jerman dan Eropa yang mengalihbahasakan beritanya dalam 30 bahasa di dunia menulis tentang "Danau Toba: Bidadari Cantik Yang Jadi Toilet Raksasa".

Berita tersebut menulis tentang pencemaran limbah dan polusi dari sentra produksi yang berada di sekitar danau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun