Mohon tunggu...
Dita Utami
Dita Utami Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga

ibu rumah tangga yang peduli

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jadilah Panutan yang Beri Pondasi Positif

13 November 2020   18:11 Diperbarui: 13 November 2020   18:14 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jika generasi boomers atau generasi  X ditanya, pada suatu masa kelak dia bercita-cita ingin menjadi apa, maka dia akan menjawab ingin menjadi dokter, peneliti, atau professional lainnya. Jika millenials dan generasi Z ditanya apa yang menjadi cita-citanya, maka dia akan menjawab menjadi actor atau menjadi youtuber.

Menjadi youtuber ?

Ya , memang sebagaian besar generasi Z sangat akrab dengan media sosial terlebih youtuber untuk memperoleh pengetahuan dan informasi. Terlebih dia melihat bahwa banyak millenials yang sukses dan kaya karena unggahan mereka di youtube. Karena terkenalnya itu, banyak diantara mereka akhirnya dikontrak perusahaan iklan untuk menjadi bintang iklan di media mainstream.  Hal itu karena banyak diantara youtuber yang punya follower yang cukup tinggi.

Tokoh panutankah mereka ?

Jawabannya : belum tentu. Kenapa ?

Banyak youtuber dan berapa orang yang menjadi bintang di media sosial yang berperilaku yang tidak seharusnya. Sikap mengancam, memprovokasi atau menyudutkan adalah beberapa perilaku yang tidak seharusnya dilakukan di ranah narasi termasuk di media sosial. Seringkali mereka melakukan itu hanya untuk mendapat perhatian public dan mendapat follower yang lebih banyak.

Tak jarang diantara mereka juga sengaja menciptakan konflik dengan pihak lain. Setelahnya drama akan terjadi bahkan tak jarang berlangsung dengan tragis, entah soal penampilan atau selera atau beberapa hal yang remeh temeh. Masyarakat diajak ke konflik-konflik yang seharusnya tidak perlu. Yang lebih menyedihkan jika mereka yang beradu di media sosial membawa hal-hal berbau seksualitas, agama dan radikalisme dalam tayangan-tayangan mereka. Kemudian tayangan-tayangan itu mempengaruhi masyarakat sehingga mereka percaya dan kemudian terpengaruh.

Karena itu sudah seharusnya masyarakat faham atas berbagai trik yang dilakukan oleh para actor di media sosial, terlebih jika mereka ingin menciptakan konflik atau dis harmoni. Biasanya mereka menciptakan hal yang berbau dramatis dan  membawa orang untuk bersimpati, padahal dramatisme itu hanya palsu dan bertujuan untuk hal-hal negative.

Negara kita tak akan maju jika kita bergerak dengan berbagai konflik dan dengan drama-drama yang tidak perlu. Pahlawan kita yang bertempur untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan pasti akan sedih melihat legasi kemerdekaannya (warisan berupa kemerdekaannya) itu menjadi sia-sia di tangan generasi penerus.

Seharusnya justru generasi penerus sepert millenials dan generasi Z yang dibesarkan ditengah kemajuan teknologi dan pesatnya pembangunan infrastruktur menjadi panutan, menebarkan aura dan pondasi sikap positif bagi generasi setelah mereka. Pahlawan seperti itu yang diperlukan oleh bangsa ini, kini dan kelak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun