Mohon tunggu...
Dita Utami
Dita Utami Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga

ibu rumah tangga yang peduli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jaga Nasionalisme, Setop Imajinasi Kejayaan Masa Lalu

2 Februari 2020   07:27 Diperbarui: 2 Februari 2020   07:34 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Satu - kompasiana.com

Indonesia memang negara besar. Kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia ketika itu, mempunyai wilayah kekuasaan yang tak bisa diragukan lagi. Majapahit misalnya. Kekuasaannya tidak hanya mencakup seluruh wilayah Indonesia saat ini, tapi juga masuk sebagian wilayah ASEAN. Namun, Majapahit yang sempat berjaya dan sangat kuat ketika itu, kini telah hancur. Wilayah yang menjadi kekuasaannya ketika itu kini telah berkembang menjadi negara yang berdaulat.

Belakangan, muncul kembali fenomena kerajaan yang menyinggung kejayaan masa lalu. Mereka sengaja menyebarkan ilusi-ilusi kejayaan masa lalu untuk mendapatkan simpati publik. Bahkan ada yang rela menyerahkan hartanya, karena akan mendapatkan ganti yang lebih banyak jika menjadi staf kerajaan fiktif tersebut. Kenapa fiktif? Karena setelah menjalani serangkaian pemeriksaan dengan polisi, diketahui bahwa kerajaan-kerajaan yang muncul belakangan ini adalah fiktif, dan mengandung unsur penipuan dan kebohongan.

Di era yang serba maju seperti sekarang ini, mari kita bekali diri dengan literasi, agar kita tidak mudah terkena bujuk rayu ilusi-ilusi yang menawarkan keindahan, kenyamanan, ataupun janji-janji manis lainnya. Memang, ketimpangan kemiskinan dan masih rendahnya literasi masyarakat, membuat banyak masyarakat di Indonesia mudah terpengaruh dengan bujuk rayu oknum tertentu yang menawarkan hal yang baru.

Bujuk rayu ini sebenarnya bukanlah hal yang baru. Dulu pernah ada ISIS yang menawarkan negara Islam yang berkeadilan. Kenyataannya, kelompok ini justru aktif menebar teror di berbagai negara termasuk Indonesia. Ironisnya, tidak sedikit dari masyarakat dari berbagai negara bergabung, karena praktek yang salah tersebut dianggap bagian dari menegakkan agama. Padahal, semuanya itu merupakan bagian dari bujuk rayu ISIS yang dilakukan dengan berbagai cara, untuk mendapatkan dukungan publik.

Tidak jauh berbeda dengan kerajaan-kerajaan fiktif yang muncul belakangan ini. Jika ISIS menawarkan janji manis surga dan bidadari, kalau kerajaan ini menawarkan keuntungan ekonomi. Mari kita berpikir logis. Gunakan rasionalitas kalian agar bisa meilihat persoalan ini secara utuh dan tidak parsial. Bagi masyarakat dulu, kejayaan Majapahit mungkin masih sangat membekas. Tidak jauh berbeda orang yang mendambakan orde baru karena dianggap enak, meski korupsi ada dimana-mana. Jika kita tidak bisa logis dan rasional, maka kita tidak akan bisa melihat setiap persoalan secara utuh.

Tidak perlu membangun ilusi baru untuk membangkitkan kejayaan masa lalu. Jadilah pribadi yang realistis. Faktanya, kejayaan masa lalu telah musnah. Saatnya kita menciptakan kejayaan baru, agar bisa dinikmati generasi berikutnya. Bagaimana caranya? Buatlah fondasi yang kuat, agar kita, masyarakat dan negeri ini terbebas dari pengaruh yang menyesatkan. Untuk menciptakan kejayaan masa depan, generasi penerus harus menjadi generasi yang cerdas, inovatif, tapi tetap rasional dan toleran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun