Mohon tunggu...
Dita Utami
Dita Utami Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga

ibu rumah tangga yang peduli

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cerdas Bermedia Sosial Menjauhkan dari Bibit Radikal

16 Juni 2019   00:59 Diperbarui: 16 Juni 2019   01:03 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerdas Bermedia Sosial - jalandamai.org

Era milenial ini memang banyak hal yang bisa membuat kita senang sekaligas bangga. Kecanggihan teknologi telah memudahkan segala kebutuhan di era milenial ini. Cara penyebaran informasi pun juga begitu mudah. Hanya dengan sekali klik, informasi yang kita inginkan bisa tersebar ke seluruh penjuru negeri. Hanya dengan beberapa kali klik saja, informasi dari belahan negara manapun bisa kita akses melalui computer, laptop, tab, ataupun smartphone. Informasi yang menyebar itu bisa berupa apa saja. Yang positif ataupun yang negative. Yang inspiratif ataupun yang provokatif. Artinya, generasi milenial harus mampu memilah-milah informasi yang diperlukan, informasi yang memberikan manfaat, atapun  informasi yang tidak memberikan manfaat.

Literasi digital menjadi hal yang tak bisa ditinggalkan oleh generasi milenial. Jangan mudah percaya terhadap informasi yang didapatkan di media sosial. Karena saat ini banyak sekali informasi bohong yang dikemasi seakan-akan informasi valid. Informasi salah yang dikemas menjadi informasi yang seolah benar. Era provokasi menguat jelang tahun politik tahun kemarin. Kini, tahun politik telah berlalu, namun provokasi, hoaks dan ujaran kebencian masih saja terjadi.

Mari saling mewaspadai tentang penyebaran radikalisme dunia maya, yang menyusup melalui penyebaran ujaran kebencian dan berita bohong. Jaga anak-anak kita dan remaja kita, agar tidak mudah terpapar paham radikalisme yang terus menyebar melalui ruang-ruang digital. Sudah banyak contoh, anak muda yang terpapar radikalisme dunia maya, lalu menyebarluaskan pemahaman yang salah itu ke teman-teman dan keluarganya. Bahkan tak jarang dari mereka yang terpapar nekad melakukan aksi bom bunuh diri. Seperti yang dilakukan RA, pemuda asal Surakarta, Jawa Tengah, yang mencoba meledakkan dirinya di pos polisi.

Generasi milenial tidak boleh seperti RA. Generasi milenial harus bisa mencari panutan yang patut. Jangan mencari panutan yang justru merusak tatanan kehidupan sosial. Generasi milenial harus bisa memberikan inspirasi yang positif. Jangan menjadi inspirasi yang tidak layak. Indonesia adalah negara besar, yang membutuhkan generasi penerus yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan kedamaian. Ketika bermedia sosial, selayaknya bisa berbagi tentang pesan-pesan positif, bukan pesan negative. Ketika bermedia sosial, semestinya bisa bertutur dan berperilaku secara santun. Karena di Indonesia tidak mengenal kekerasan. Indonesia mengenal kesantunan antar suku dan budaya. Untuk itulah anak muda zaman now harus menjadi anak muda yang tidak lupa adat istiadat daerahnya.

Cerdas bermedia sosial akan menjauhkan diri kalian dari bibit radikal. Cerdas bermedia sosial juga akan memperkuat persatuan dan kesatuan antar umat beragama. Media sosial bukanlah media untuk saling bertengkar satu dengan yang lain. Media sosial adalah media untuk menyatukan semua keragaman yang ada. Mari saling mengingatkan satu dengan yang lain agar terus memperkuat literasi digital. Hal ini penting karena propaganda radikal yang masih terus terjadi hingga saat ini, sewaktu-waktu bisa menjadi bom waktu jika kita hanya diam. Mari bergerak. Lawan segala bentuk kekerasan dan radikalisme dunia maya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun