Mohon tunggu...
Dita Utami
Dita Utami Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga

ibu rumah tangga yang peduli

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memperbaiki Karakter Agar Tak Menjadi Generasi Penyebar Hoaks dan Kebencian

9 Maret 2019   09:52 Diperbarui: 9 Maret 2019   10:15 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Damai - pollindo.com

Era milenial memang telah mendekatkan kita pada kemajuan teknologi. Era milenial juga telah memudahkan kita untuk mengakses setiap informasi dari berbagai belahan negeri manapun. Hanya dengan satu klik saja, informasi yang kita inginkan akan terbuka. Hanya satu klik saja, informasi yang kita inginkan akan tersebar dan bisa diakses oleh semua orang. Begitu mudahnya teknologi telah membuat masyarakat begitu betah lama-lama di dunia maya. Terlebih dengan maraknya media sosial, telah menjadikan media ini sebagai tempat yang paling ramai dikunjungi.

Melalui media sosial, tidak hanya anak-anak muda saja yang bisa menyampaikan ekspresinya, kalangan dewasa pun juga bisa beraktifitas di tempat ini. Bahkan kementerian, lembaga, organisasi masyarakat hingga berbagai komunitas juga memanfaatkan media sosial untuk mewujudkan kepentingannya. Tak heran jika berbagai kalangan saat ini ramai-ramai memanfaatkan media sosial. 

Bahkan untuk urusan pilkada, pileg dan pilpres sekalipun, kampanya yang selama ini marak dilakukan di dunia nyata, mulai bergeser ke media sosial. Apalagi mayoritas pemilih pada pilpres 2019 ini, sekitar 40 persennya didominasi oleh pemilih muda, yang selama ini banyak aktif di dunia maya.

Akibat kecanggihan teknologi di era milenial ini, banyak semua orang memanfaatkan teknologi untuk mewujudkan kepentingannya. Tak terkecuali pihak-pihak yang menginginkan negeri ini kacau. Awalnya, kelompok ini tidak begitu mempertimbangkan untuk menguasai media sosial. Namun ketika ISIS mulai terdesak, pimpinannya mengeluarkan perintah kepada anggotanya untuk kembali ke negaranya masing-masing menebar teror. Selain itu anggota ISIS juga diminta untuk menguasai media sosial. 

Dampak dari ini semua, tidak hanya teror kemudian menyebar kemana-mana, tapi ujaran kebencian yang mengatasnamakan agama juga masih terjadi di media sosial hingga saat ini. Dan ironisnya, sadar atau tidak banyak diantara kita yang juga melakukan hal ini.

Tidak hanya ujaran kebencian, berita bohong juga mulai marak di media sosial dalam beberapa tahun kebelakang. Dan hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi terjadi di hampir seluruh negara. Di Indonesia sendiri, penyebaran berita bohong terus meningkat ketika memasuki tahun politik. Pada 2018 lalu, Indonesia menggelar pilkada serentak. Dan tahun 2019 ini akan digelar pemilihan legislative serta pemilihan presiden dan wakil presiden. Di tahun politik ini, banyak bermunculan penyebar hoax. 

Tujuannya untuk menjatuhkan atau menaikkan elektabilitas pasangan calon yang bertarung. Inilah fakta yang terjadi di negeri ini. Padahal, ujaran kebencian dan berita bohong, bisa memicu terjadinya perilaku intoleran dan konflik masyarakat.

Teknologi diciptakan bukan untuk saling menyakiti. Tapi untuk mempererat silaturahmi dan kepentingan yang lebih baik. Mari kita sudahi semua ini, dengan kembali ke jalan yang benar. Ingat, kita lahir dan tumbuh besar di Indonesia. Sewajarnya kita berperilaku sesuai dengan karakter keindonesiaan kita. Saling menghargai, saling menghormati, dan tolong menolong merupakan karakter kita. Bahkan agama-agama yang ada di negeri ini pun, juga menyarankan hal yang sama. Toleransi antar umat beragama, juga selalu kita junjung selama ini. 

Karena itulah, jangan lagi saling membenci hanya karena perbedaan pandangan. Jangan pula saling persekusi hanya karena berbeda agama. Kita semua bersaudara. Kita semua adalah makhluk Tuhan, yang harus saling tolong menolong, saling menghargai, dan mencintai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun