Mohon tunggu...
Dita Utami
Dita Utami Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga

ibu rumah tangga yang peduli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Idulfitri Momentum Perkuat Kesatuan Bangsa

22 Juni 2018   09:35 Diperbarui: 22 Juni 2018   09:39 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak sadar selama lebih dari tujuh tahun terakhir, ada polarisasi pada bangsa kita. Polarisasi ini diperparah dengan adanya media sosial yang seakan menyelimuti kita.

Polarisasi yang kita hadapi relative beragam; mulai dari agama, politik sampai sosial ekonomi. Tapi yang paling parah adalah agama dan politik. Dua hal itu dicampur baur terutama saat pagelaran politik dimulai seperti Pilkada ataupun Pilpres. Kita contohkan di sini adalah Pilpres 2014 dan Pilkada 2016 dan 2017, dimana isu perbedaaan agama dipakai sebagai senjata untuk menggaet simpati masyarakat untuk sebuah kontestasi.

Akibatnya parah, karena akhirnya masing-masing kubu memakai berbagai legitimasi dan selalu mengkaitkan dengan agama, sehingga mau tidak mau masyarakat juga terpengaruh. Dampak itu diyakini tak bisa hilang dalam satu atau dua tahun saja karena amat parah.

Padahal sebelumnya, polarisasi tak separah ini. Kalaupun ada tidak semassif dan seterbuka , bahkan cenderung kasar seperti ini. Ciri bangsa Indonesia adalah saling menghormati dan menghargai karena perbedaaan atau kebinekaan adalah keniscayaan bagi bangsa Indonesia; dengan ribuan pulau, adat, bahasa dan budaya. Mereka saling hormat menghormati karena sadar dengan perbedaan itulah kita membangn bangsa ini. Indonesia tidak dibangun karena persamaan tapi perbedaan yang punya visi sama.

Tahun ini kita menghadapi Pilkada dan Pilpres yang mungkin berat. Berkaca dari Pilkada Jakarta dan Pilpres 2014 kita mungkin akan menghadapi polarisasi politik dan mungkin agama. Polarisasi ini diperparah dengan adanya sosmed.

Belajar dari pengalamanan dampak yang timbul akibat polarisasi itu, marilah kita bersama-sama mengingat dan mempelajari kembali semua pengalaman bangsa itu. Polarisasi tidak memberi manfaat karena mengambil energy terlalu banyak untuk pertentangan dan perbedaan. Padahal jika kita ingin kuat dan maju sebagai pribadi maupun bangsa kita harus bersatu dan memperkuat persatuan itu sehingga dapat sinergi. Sinergitas akan menghemat banyak energy dan pikiran untuk mencapai cita-cita bangsa.

Kita sudah melampaui Idulfitri dengan Ramadan yang penuh keberkahan dan merayakan kemenangan. Biarlah Idulfitri kali ini menjadi momentum yang pas untuk kita semua demi memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun