Mohon tunggu...
Dita Permata Aulia
Dita Permata Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswa Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Stereotip Gender: Apa Perbedaan Gender dan Jenis Kelamin?

15 Februari 2023   00:29 Diperbarui: 15 Februari 2023   01:35 1559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalian pernah denger gak kalo perempuan itu harus melakukan tugas atau kegiatan yang 'lebih keperempuanan' dan laki-laki harus melakukan kegiatan atau tugas yang 'lebih laki'? Nah, hal tersebut merupakan salah satu contoh dari stereotip gender. sebenarnya apa sih stereotip gender itu?

Stereotip gender didefinisikan sebagai generalisasi yang berlebihan dari karakteristik, perbedaan, dan atribut kelompok tertentu berdasarkan jenis kelaminnya. Stereotip gender menciptakan bias yang diterima secara luas mengenai karakteristik atau sifat tertentu dan melanggengkan gagasan bahwa satu gender dan perilaku spesifik tertentu adalah suatu hal yang berkaitan.

Jika kita melihat kembali, banyak masyarakat yang kurang paham bahwa gender dan jenis kelamin adalah dua hal yang berbeda. Menurut Oakley (1985) 'Seks' atau jenis kelamin adalah kata yang mengacu pada perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan. Sedangkan 'Gender' sendiri adalah masalah budaya: mengacu pada pengelompokan sosial antara menjadi 'maskulin' atau 'feminin'.

Masyarakat cenderung menilai perempuan sebagai orang yang memiliki sifat lemah lembut, penyayang, sopan, dan anggun. Sedangkan laki-laki dinilai memiliki sifat yang pemberani, pemimpin, pekerja keras, dan temperamen. Padahal jika kita lihat kembali sifat-sifat tersebut umumnya dapat dimiliki oleh semua manusia, satu sifat tidak hanya bisa dimiliki oleh perempuan saja ataupun laki-laki saja. Karakteristik individu itu unik dan berbeda-beda, bahkan orang yang memiliki jenis kelamin yang sama pun pasti memiliki beberapa sifat yang berbeda. Hal inilah yang seharusnya dipahami oleh masyarakat agar tidak terjadi kekeliruan yang menyebabkan terjadinya stereotip gender.

Karakteristik individu dapat terbentuk melalui gen (keturunan) dan lingkungan. Salah satu penyebab terjadinya stereotip gender ini mungkin adalah pengaruh lingkungan. Sejak kecil kita diajarkan untuk mengikuti peraturan masyarakat yang mengacu pada stereotip gender dan secara tidak langsung kita mengikuti peraturan tersebut.

Contohnya, sejak kecil anak-anak telah dipilihkan warna pakaian oleh orang tuanya. Perempuan diidentikkan dengan warna pink atau warna-warna cerah lainnya, sedangkan laki-laki diidentikkan dengan warna biru atau warna-warna yang terkesan gelap. Sampai saat ini, jika perempuan memakai pakaian yang berwarna gelap akan menimbulkan kesan 'kurang feminin' di kalangan masyarakat, begitupun dengan laki-laki yang memakai pakaian yang cerah atau bahkan berwarna pink akan dianggap 'kurang macho'. Padahal jika perempuan dan laki-laki memakai warna baju yang sebaliknya dirasa sah-sah saja dan tidak menyalahi kodrat sebagai perempuan ataupun laki-laki.

Setelah membaca informasi di atas, kita jadi memahami bahwa gender dan jenis kelamin adalah dua hal yang berbeda. Jenis kelamin merupakan perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan, sedangkan gender mengacu pada pengelompokan sosial yang di bentuk oleh masyarakat. Maka dari itu kita harus lebih menghargai pekerjaan, hobi, ataupun warna barang dan pakaian yang dikenakan seseorang tanpa harus menghakimi orang tersebut berdasarkan jenis kelaminnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun