Mohon tunggu...
Dita Nurwijaya
Dita Nurwijaya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswi

-

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kekerasan Verbal pada Anak

18 November 2019   01:15 Diperbarui: 18 November 2019   01:22 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

terkadang ketika kita masih kecil yang beridentik dengan masa nakal atau bandel sering mendapat omelan dari orang tua, yang sering tak sadar bersamaan dengan berteriak atau berbicara dengan nada tinggi. sekarang ketika kita menjadi orang tua jangan sampai mengucapkan kata-kata yang mengancam atau menakut-nakuti anak, atau ucapan seperti yang termasuk dalam kekerasan verbal yang dapat memberikan dampak yang buruk kepada anak. 

kekerasan verbal dapat lebih membahayakan daripada kekerasan fisik, karena kekerasan verbal tidak dengan mudah disadari oleh pelaku dan dapat dilakukan terus menerus dan dalam jangka waktu yang panjang. dampak atau luka akibat kekerasan verbal juga tidak nampak pada tubuh anak tetapi akan akan berdampak pada rasa kepercayaan dan harga diri anak. 

merendahkan seseorang dengan melontarkan kata-kata yang memberikan cap buruk, dengan cara memaki, mengancam dan menakut-nakuti adalah sebuah kekerasan verbal. orang tua tanpa disadari pernah melakukan hal tersebut atau bahkan sampai melakukan kekerasan fisik. ada sebuah kalimat yang orang tua menganggap bahwa mengucapkan kalimat ini adalah bagian dari pendisiplinan atau tanda menunjukkan kasih sayang kepada anak. 

"gimana sih nak? gitu aja kok nggak bisa" persepsi pada kalimat ini dapat dipandang berbeda-beda. dari sudut pandang anak mungkin kalimat ini bisa berarti bahwa orang tua telah merendahkan dirinya atau tidak percaya pada kemampuan si anak. dilain sisi orang tua menganggap bahwa kalimat ini sebagai upaya agar anak lebih semangat dan lebih kompeten. tetapi anak melewati tahapan perkembangan yang berbeda-beda sehingga kemampuan kognitif anak masih terbatas dalam memahami ucapan orang tua yang dimaksud. 

anak yang menjadi korban kekerasan verbal dapat dengan mudah untuk meniru dan reflek memperagakan sikap seperti orang tuanya kepada orang lain dan biasanya menunjukkan sikap atau berperilaku yang bermasalah di sekolah maupun luar sekolah. sebagai orang tua lebih baik mulai sekarang mengetahui dan mencegah kekerasan verbal pada anak :

1. memposisikan diri sebagai anak. membayangkan kita berada di posisi anak dan mendengar kata-kata yang menyakitkan yang orang tua ucapkan. mencoba merasakan apa yang dirasakan anak pada saat itu, dengan begitu dapat membantu orang tua dalam memahami anak dengan lebih baik. 

2. kesadaran diri, meningkatkan rasa sadar diri juga diperlukan orang tua agar tidak bertindak implusif dan terlalu emosional dalam menanggapi tindakan anak. ketika anak sering melakukan hal yang menurut kita tidak seharusnya dilakukan, hendaknya sebagai orang tua memikirkan dan menemukan apa yang harusnya kita ucapkan dan tindakan apa yang kita lakukan saat menghadapi anak, dan tentunya tidak membuat anak merasa direndahkan, tetapi merasa dihargai. 

3. bermain bersama anak, bermain bersama anak adalah hal yang paling mudah untuk mempererat hubungan dengan anak. meluangkan waktu yang berkualitas untuk menemani anak ketika bermain bersama-sama akan membangun kelekatan yang kuat antara orang tua dan anak , dan dapat meminimalisir munculnya perilaku yang bermasalah pada anak. dengan kebersamaan yang dibangun dengan baik, anak akan merasa bahwa orang tuanya menghargai keberadaannya si anak. 

4. gaya hidup sehat, olah raga juga dapat menjadi salah satu cara menghindari kekerasan verbal pada anak. kegiatan olahraga dapat menjaga kebugaran tubuh dan dapat melatih fokus, mengurangi tress. dengan tubuh yang sehat akan berpengaruh pada kesehatan mental juga, ketika badan terasa sakit maka akan sangat dengan mudah merasa emosional. 

bangunlah kelekatan pada anak dengan baik, dan jadikan orang tua sebagai teladan untuk anaknya agar menjadi pelajaran hidup yang bermanfaat bagi masa depannya kelak.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun