Mohon tunggu...
Milisi Nasional
Milisi Nasional Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Akun twitter @milisinasional adalah reinkarnasi baru dari akun twitter @distriknasional yang jadi korban totalitarianisme firaun anti kritik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rentetan Apes Petahana

4 Februari 2019   17:57 Diperbarui: 4 Februari 2019   18:06 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: suara nasioanal.com

Yang Gaji Kamu Siapa? Begitu cuitan netizen yang menghebohkan jagat dunia maya, bahkan di twitterland perbincangan itu menjadi trending topik global. Perbincangan Yang Gaji Kamu Siapa itu heboh lantaran diucapkan oleh Menkominfo yang menegur seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di kementeriannya.

Kronologi hebohnya cuitan tersebut berawal ketika seorang aparatur sipil negara naik ke panggung, kemudian ditanya oleh Menkominfo, "Ibu kenapa memilih nomor ini?" dan menunjuk kepada spanduk besar dengan nomor dua yang bergambar stiker pemilu. Perempuan aparatur sipil negara tersebut kemudian menjawab, "Keyakinan saja, pak. Keyakinan atas visi-misi yang disampaikan oleh nomor dua." Mendengar jawaban itupun Menkoinfo terkejut dan terheran-heran, lalu menimpali "ini tidak ada kaitannya dengan pemilu yaa Bu", meski telah mendapat teguran seperti itu, sang ibu ASN tetap mengucapkan kalimat tendensius yang beraroma pemilu. Menmominfo Rudiantara pun hanya dapat tersenyum dalam kesempatan itu. Lalu tanpa diduga terlontarlah ucapan Bu, yang bayar gaji ibu sekarang siapa? Pemerintah atau siapa? Bukan yang keyakinan ibu? Ya sudah, terima kasih."

Sontak dari ucapan tersebut lahirlah polemik di kalangan netizen. Banyak pihak yang menyayangkan ucapan Menkominfo tersebut. Pasalnya yang gaji para Aparatur Sipil Negara adalah rakyat bukan pemerintahan yang sedang berkuasa. Sudah sepatutnya kata tersebut tak etis diucapkan oleh seorang Menteri yang notabene gajinya adalah hasil dari uang rakyat yang dipatoki pajak.

Melalui kalimat tersebut juga Rudiantara seolah mencoba menagih loyalitas para ASN kepada pemerintah yang berkuasa saat ini untuk dapat melanjutkan kekuasaannya kembali pada periode berikutnya dengan jalan memenangkan Pilpres 2019.

Tapi memang Pilpres 2019 adalah perkara hati, layaknya seorang ibu ASN di Kominfo sudah tertambat hatnya pada pasangan nomer urut duaer, tersentuh akan visi-misinya. Begitu juga pada kesempatan lain ketika Ulama Nadhatul Ulama (NU) Kiai Haji Maemun Zubair sempat salah ucap saat melafalkan doa untuk calon presiden (capres) nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi), di Rembang. Saat itu, Mbah Moen panggilan akrab KH Maemun Zubair salah menyebut nama Prabowo Subianto yang seharusnya Jokowi dalam dalam doanya. Saat momen salah sebut tersebut, Jokowi sedang berada tepat di samping Mbah Moen dan sedang menengadahkan tangannya memanjatkan doa

Kekuasaan sejatinya adalah titipan kehendak yang Illahiah, Dia yang berhak memberikan dan mencabut kekuasaan dari siapapun dan kapanpun, tidak peduli seberapa kuatnya dukungan terhadap orang tersebut. Jika Allah SWT sudah berkehendak maka jadilah.

Begitu juga pada kontestasi Pilpres 2019 nanti semuanya sudah tercatat dalam suratan Lauh Mafudz, kita hanya mampu berdoa dan berharap kepada yang Maha Kuasa tersebut.

Sumber:

tempo.co
bbc.com
tribunnews.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun