Mohon tunggu...
Dismas Kwirinus
Dismas Kwirinus Mohon Tunggu... Penulis - -Laetus sum laudari me abs te, a laudato viro-

Tumbuh sebagai seorang anak petani yang sederhana, aku mulai menggantungkan mimpi untuk bisa membaca buku sebanyak mungkin. Dari hobi membaca inilah, lalu tumbuh kegemaran menulis.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Tiga Masalah Krisis Ekologis, Penyebab Utama Bencana Kemanusiaan, dan Upaya Penanganannya

16 April 2021   07:54 Diperbarui: 16 April 2021   13:48 3838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ARSIP) KOMPAS/INDRAWAN SM Penebangan Hutan di Kalimantan pada 15 Juli 1973

Ambivalensi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi -- IPTEK

Dalam kedua masalah krisis ekologis di atas telah disinggung sedikit peran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. "Ilmu Pengetahuan" di sini terutama ilmu alam dan "teknologi" dimengerti sebagai penerapan ilmu alam yang memungkinkan kita menguasai dan memanfaatkan daya-daya alam.

Pada awalnya perkembangan IPTEK dinilai sebagai kemajuan saja. Orang hanya melihat kemungkinan baru yang terbuka luas bagi manusia untuk segala hal. Pandangan manusia begitu optimis-positivistis.

Tetapi pandangan demikian sekarang tampaknya agak naif. Sebab, selain memberi dampak kemajuan luar biasa juga muncul banyak masalah dan kesulitan baru.

Masalah dan kesulitan baru yang muncul itu menyangkut masalah moral/etis, terutama masalah hidup manusia dan lingkungannya. Hampir semua IPTEK yang seiring dengan pertumbuhan ekonomi berdampak pada kerusakan lingkungan hidup. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi -- IPTEK bersifat ambivalen.

Tambang emas ilegal menyebabkan penurunan kesuburan tanah (land degradation) - sumber: regional.kompas.com
Tambang emas ilegal menyebabkan penurunan kesuburan tanah (land degradation) - sumber: regional.kompas.com
Semakin cepat teknologi berkembang, semakin cepat kerusakan ibu bumi. Dampak negatif yang dibawa teknologi sudah tak terbendung, dulu orang mencari emas dengan alat sederhana dan seadanya, kini dengan adanya teknologi dan mesin cangih orang bekerja dengan sangat cepat. Hal ini berdampak pada kerusakan lingkungan hidup, tidak hanya itu saja aktivitas pertambangan emas dengan alat berat menyebabkan penurunan kesuburan tanah (Land degradation).

Dalam situasi zaman kita ini perkembangan IPTEK seakan-akan suatu proses yang berlangsung dengan sendirinya, tidak tergantung manusia. Kenyataan ini mengherankan, karena semua IPTEK tak lebih sebagai perpanjangan tangan manusia, hanya bersifat dan berfungsi sebagai instrumental.

Martin Heidegger (1889-1976), dengan tegas menyatakan bahwa:

Apa yang diciptakan manusia untuk menguasai dunia ini, sekarang ini menguasai manusia.

Perkembangan itu menjadi suatu yang seolah-oleh tak terhindarkan, menjadi tak terkendali. IPTEK menindas dan memperalat manusia.

Dengan ditindas dan diperalat serta dikuasai oleh IPTEK itu manusia tidak bisa mengendalikan dampak dan pengaruh negatif IPTEK, bahkan semakin memperbesarnya. Sehingga, IPTEK semakin terarah dan bertendensi untuk eksploitasi SDA, penaklukan dan penguasaan ibu bumi.

Ketiga masalah krisis ekologis, tepatnya ketiga sebab masalah krisis ekologis di atas menyadarkan kita bahwa persoalan begitu kompleks dan berat. Karena itu, masalah krisis ekologis ini harus segera ditangani secara memadai dan menjadi tugas bersama yang harus diutamakan oleh manusia dunia dan manusia Indonesia dewasa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun