Mohon tunggu...
Dismas Kwirinus
Dismas Kwirinus Mohon Tunggu... Penulis - -Laetus sum laudari me abs te, a laudato viro-

Tumbuh sebagai seorang anak petani yang sederhana, aku mulai menggantungkan mimpi untuk bisa membaca buku sebanyak mungkin. Dari hobi membaca inilah, lalu tumbuh kegemaran menulis.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Baruch de Spinoza dan Pemikirannya tentang Materi dan Ingatan

2 November 2020   11:25 Diperbarui: 2 November 2020   11:56 1653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baruch de Spinoza adalah seorang filosof yang lahir pada tanggal 24 November 1632 di Amsterdam. Pemikiran Spinoza mengenai materi dan ingatan dijelaskan dalam hubungannya dengan konsepsi tentang Allah sebagai Substansi tunggal. Allah adalah Ada yang untuk berada dan dipahami tanpa mensyaratkan ada yang lain. 

Dia adalah Ada yang harus ada dan sebab bagi dirinya sendiri. Allah dalam pemahaman Spinoza adalah tanpa makna personalitas atau berkehendak dan bernalar. Allah tidak menciptakan atau pun yang berada di luar diri-Nya dan sekaligus dapat saja tidak menciptakan sama sekali.

Dalam karyanya Creative Evolution dijelaskan bahwa Allah Spinoza adalah causa immanentis, bersatu dengan ciptaan yang mengalir dari padanya. Allah adalah niscaya absolut. Dari diri-Nya mengalir secara niscaya dan abadi semua atribut dan cara berada-Nya yang membentuk semesta raya. 

Res cogitans dan res extensa yang dijelaskan Spinoza adalah dua atribut substansi, sedangkan pikiran setiap orang dan hal yang berkeluasan serta semua ungkapan empirisnya merupakan modifikasi substansi atau modus substansi. Baik atribut maupun modus substansi dapat dipahami hanya sejauh berada dalam keluasan dan melalui substansi belaka.

Materi dan pikiran hanyalah 'attribute', dunia hanyalah satu substansi dengan kedua 'attribute' itu. Manusia bisa melihat dunia dari sifat-sifat pikiran dan menyebutnya Allah, tetapi juga bisa melihatnya dari sifat-sifat keluasan dan manusia menyebutnya alam. Dalam hal ini, Spinoza berbeda dengan agama-agama lain yang melihat Allah sebagai pencipta alam semesta. 

Dia menganggap bahwa batu atau pohon yang berada di hadapan manusia tidak lain daripada Allah. Jadi, alam semesta itu sakral dan religius. Segalanya ada dalam Allah. Tidak ada yang di luar Dia. Manusia pun tidak lain daripada pikiran Allah.

Dalam hubungannya dengan jiwa dan badan, Spinoza berusaha mengatasi dualisme Descartes dengan pandangan monistis. Dia berpendapat bahwa jiwa dan badan adalah kenyataan tunggal yang sama, yang bisa dipahami dalam sifat-sifat pikiran dan materi. Aku adalah bagian dari suatu keluasan yang terdiri atas modifikasi-modifikasi materi dan pikiran.

Modifikasi pikiran adalah jiwa, sedangkan modifikasi materi adalah badan. Jiwa dan badan itu satu, sehingga setiap modifikasi pada jiwa adalah modifikasi pada badan juga. Dengan demikian Spinoza memandang setiap peristiwa lahiriah sebagai peristiwa mental sekaligus material.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun